REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yusuf mengatakan ada beberapa kali aliran dana dalam jumlah puluhan juta yang masuk ke kantong para pelaku bom sarinah. Namun, Yusuf tak bisa menjelaskan secara rinci berapa total dana tersebut.
Yusuf hanya mengatakan, aliran dana berasal dari yayasan Timur Tengah yang memang khusus mendanai aksi terorisme. Dana tersebut masuk ke beberapa Bank salah satu pemegang dana dari aksi bom sarinah.
"Dana tersebut lalu mereka kirim ke Filipina buat beli senjata. Tapi ya itu, senjata gak masuk dengan sendirinya. Ada banyak jalur tikus di Indonesia yang bisa jadi jalur perdagangan gelap," ujar Yusuf saat ditemui Republika di Kantor Menkopolhukam, Senin (1/2).
Yusuf mengatakan segala aliran dana yang masuk dari Timur Tengah ke Indonesia memang bisa jadi petunjuk jaringan terorisme. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa mendeteksi penggunaan dana dan rencana mereka setelah 'belanja'. Dikatakannya pula, temuan tersebut telah dilaporkan ke Densus 88 untuk ditindaklanjuti.
Sebelumnya, pada awal Januari lalu PPATK sempat merilis beberapa aliran dana mencurigakan yang masuk ke Indonesia. Uang tersebut masuk ke kelompok kelompok radikal yang dicurigai untuk melakukan teror. Dana asing yang masuk ke Indonesia tersebut sekitar Rp 7 miliyar. Salah satu pemasok tersebut adalah negara Australia.