Senin 01 Feb 2016 10:19 WIB

Menakar Dampak Ekonomi Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung

Red: M Akbar
Batu Prasasti Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Foto: istimewa
Batu Prasasti Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: William Henley (Founder Indosterling Capital)

Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus perhatian pemerintahan Presiden Jokowi. Sebuah langkah tepat mengingat selama ini pembangunan infrastruktur kurang mendapat perhatian dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Alih-alih menjadi pendorong pembangunan, infrastrukur selama ini justru menjadi faktor yang membuat perekonomian nasional kurang tumbuh maksimal.

Infrastruktur menjadi faktor penting pendukung pembangunan suatu negara. Negara yang maju perekonomiannya pasti memiliki infrastruktur yang maju pula. Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok merupakan negara-negara yang didukung dengan jaringan infrastruktur yang lengkap dan modern.

Infrastruktur juga menjadi pendorong daya saing saing suatu negara. Jika becermin pada peringkat daya saing Indonesia versi World Economic Forum (WEF), periode 2014-2015 lalu daya saing Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 144 negara, naik  empat peringkat dibandingkan edisi sebelumnya.

Pengukuran daya saing ini mengacu pada beberapa pilar, salah satunya infrastruktur. Untuk infrastruktur, Indonesia menduduki peringkat ke-56 dari 144 negara yang diukur.

Indonesia memang masih menghadapi kendala infrastruktur. Untuk pelabuhan, misalnya, menurut data LIPI, Indonesia hanya memiliki satu pelabuhan untuk setiap 1.157 kilometer garis pantai. Sebagai perbandingan, Thailand yang bukan negara kepulauan memiliki satu pelabuhan untuk setiap 50 kilometer garis pantai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement