Sabtu 30 Jan 2016 17:54 WIB

'Penggunaan Sianida untuk Racuni Mirna Sangat Terencana'

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Karta Raharja Ucu
Anggota Reskrim Polda Metro Jaya melakukan pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Anggota Reskrim Polda Metro Jaya melakukan pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Forensik Reza Indragiri menilai kasus yang menyebabkan meninggalnya Wayan Mirna Salihin (27 tahun) adalah pembunuhan yang berencana, namun salah sasaran.

Pendapat itu disampaikan Reza setelah merunut pola pembunuhan yakni menggunakan racun sianida. Ia menilai sianida merupakan zat eksklusif yang hanya bisa didapatkan orang tertentu.

"Saya berpikir penggunaan sianida 15 gram ini dilakukan terencana, sangat bagus dalam persiapan, matang perencanaan tapi amburadul pada pelaksanaan. Akibatnya menyasar korban yang salah," kata Reza dalam Talkshow Polemik bertema 'Mencari Sang Pembunuh' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/1).

"Korban yang tak lain berada pada waktu yang salah, tempat yang salah dan menenggak minuman yang salah," katanya menambahkan.

Menurut Reza, penggunaan sianida 15 gram tidaklah sebanding untuk membunuh seseorang. Sebab, dengan menggunakan zat tersebut 200 miligram saja sudah membuat korban meninggal dunia.

"Faktanya adalah korban berstatus sosial biasa, tidak ada bedanya dengan saya. Kalau ingin membunuh orang biasa tidak perlu sianida, apalagi takaran 15 gram, sangat tidak sebanding," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement