Ahad 24 Jan 2016 06:09 WIB

Terorisme Dinilai Sebagai Akibat dari Rasa Pesimis pada Negara

Rep: C21/ Red: Ilham
Pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua
Pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Pondok Pesantren Darunnajah dan Alumni Gontor, Sofwan Manaf menilai, pelaku terorisme adalah mereka yang pesimis dengan aturan-aturan negara. Akibat rasa pesimisme itu, mereka melakukan pengrusakan di negaranya sendiri.

"Karena dia pesimis dengan aturan dan akhirnya merusak. Islam sendiri tidak mengajarkan itu (terorisme)," katanya, Sabtu (23/1).

Islam, kata Sofwan, tidak mengajarkan orang menjadi teroris, melainkan menjadi pribadi yang baik, amanah, dan dapat bergaul dengan baik. Namun, para pelaku teror hanya menukil ayat-ayat Alquran sepotong-potong untuk membenarkan perbuatan mereka. Mereka juga susah diajak berdialog.

Sofwan mengaku telah berdialog dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tentang masalah terorisme ini. Untuk Revisi UU No 15 Tahun 2003 tentang Terorisme, pihaknya akan melihat dulu seperti apa hasil revisi tersebut. "Karena siapa saja bisa ditangkap," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement