REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai penggrebekan Narkoba, warga Komplek Permata (kampung Ambon) Jalan Nilam, Cengkareng, Jakarta Barat, memilih menutup mulut. Dari puluhan warga yang menonton, tak ada satu pun warga yang bersedia untuk berbicara.
Saat Republika mencoba untuk meminta tanggapan dari salah satu warga, dia menolak dengan alasan tidak ingin berkata apapun atas penggrebekan sore itu. "Aduh maaf Mbak saya engga mau ngomong apa-apa," ujar wanita itu.
Saat bertanya pada warga yang lain, mereka juga memilih untuk bungkam. Dengan alasan, saat penggrebekan sedang berada di kamar mandi, baru datang dari Bandung, dan alasan lainnya.
Padahal, berdasarkan pantauan Republika.co.id usai penggrebekan tersebut warga komplek nampak masih berkerumun di depan rumah masing-masing. Bahkan, beberapa justru berkumpul pada beberapa titik dan saling berbisik.
Bukan saja tidak ingin berkomentar, beberapa toko dan warung memilih untuk menutup dagangannya hari ini, Ahad (23/1) sore hari.
Selain itu, di tempat yang sama salah seorang warga yang saudaranya ditangkap oleh jajaran aparat Polres Metro Jakarta Barat ini nampak berada di sisi mobil operasi penangkapan. Dia berusaha untuk bertemu dengan saudaranya namun dijaga oleh aparat yang berada di sisi mobil.
Perlu diketahui, ada 350 aparat Polres Metro Jakarta Barat yang menyapu bersih komplek Permata, Cengkareng, Jakarta Barat. Operasi ini merupakan tindak lanjut atas operasi yang juga sebelumnya dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Pusat dan Polres Metro Jakarta Timur.