Kamis 21 Jan 2016 10:24 WIB

Bom Thamrin Tunjukkan Bangsa Indonesia Krisis Ideologi

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Karta Raharja Ucu
Gedung Sarinah ditutup usai ledakan bom di Pos Polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).    (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Gedung Sarinah ditutup usai ledakan bom di Pos Polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Yanuar Prihatin mengatakan, pascaledakan bom di Jalan, Thamrin, Jakarta Pusat, bangsa Indonesia sedang menghadapi krisis ideologi.

Menurutnya, Pancasila hanya sebagai ideologi simbolik tanpa makna yang kuat di masyarakat. "Kejadian bom Thamrin harusnya menyadarkan semua pihak bahwa proses penanaman ideologi pancasila belum tuntas dan nyaris diabaikan," katanya, Rabu, (20/1).

Proses penanaman ideologi Pancasila di era reformasi ini sudah tidak lagi diajarkan kepada generasi muda di semua lapisan masyarakat. Semakin sedikit orang bicara tentang Pancasila dan sedikit menggunakan pancasila sebagai sudut pandang yang berakhir pada krisis kepemimpinan.

"Pemimpin saat ini jarang menggunakan Pancasila dalam landasan setiap kebijakan dan justru terkesan menghindar. Ini tanda negara kita sudah krisis kepemimpinan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement