REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri memastikan ledakan di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) bom. Namun, bom tersebut masuk kategori low explosive.
Ses Publafor Polri Kombes Budi Suryanto menjelaskan, meskipun bom tersebut low explosive dengan daya ledak rendah namun juga berbahaya. Bom yang digunakan pelaku juga mirip dengan pertiwa teror sebelumnya.
"Data base yang kami himpun, bahan peledak mirip dibeberapa TKP yang pernah terjadi di Polresta Cirebon, Beiji di Depok," ujarnya, di Polda Metro Jaya, Jumat (15/1).
Ia menjelaskan, bahan yang dikumpulkan di TKP sudah memenuhi unsur ledakan bom. Unsur tersebut antara lain detonator, casing, power yang dirangkai dengan kabel dan isi bom.
Menurutnya di TKP pertama yaitu di Pos Polisi ditemukan bahan peledak dengan tabung gas LPG 3 Kg sebagai casing. Kemudian bohlam lampu digunakan sebagai pemicu dan dihubungkan dengan baterai.
"Kemudian isi serbuk bahan peledak dan itu berhasil diledakkan paku, mur, lempengan, besi bulat sebagai penutup, sehingga itu membahayakan," jelasnya.
Sedangkan di TKP Starbucks Cafe dan halaman Starbucks Cafe, lanjutnya, bom bahan bom yang diledakkan hampir sama dengan yang di pos polisi. Seperti adanya aki motor dan pemicu menggunakan bohlam lampu.
Tim Labfor menemukan bahwa bom tersebut ada yang diledakkan ditubuh pelaku. Selain itu, bom tersebut juga ada yang diletakkan lalu diledakkan.