Jumat 15 Jan 2016 08:45 WIB

Pengamat: Presiden tak Cepat Respons Laporan Intelijen

Rep: C27/ Red: achmad syalaby
Warga masih memadati lokasi teror bom di Sarinah, Jakarta Pusat
Foto: Republika/c30
Warga masih memadati lokasi teror bom di Sarinah, Jakarta Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen dan Pertahananan Susaningtyas Kertopati mengatakan, publik  tidak bisa semata-mata menyalahkan Badan Intelejen Negara (BIN) atas  peristiwa ledakan di Sarinah. Seluruh aspek dalam intelijen menjadi penangung jawab dalam peristiwa tersebut.

"Jadi kita tak dapat sepihak saja menyalahkan intelijen kebobolan. Bisa saja kinerja intel sudah lakukan deteksi dini. Tapi end user nya tidak cepat tanggap juga tidak bisa dibenarkan," kata Susaningtyas, Jumat (15/1).

Intelijen bertugas melakukan pencarian informasi dengan pulbaket atau pengumpulan bahan keterangan. Tugas intelijen termasuk turut lakukan cipta kondisi dalam pencegahan.

Dari hasil temuan tersebut, semua info A1 disajikan kepada end user-nya, Susaningtyas mengatakan end user BIN adalah Presiden. Sehingga saat terjadi peristiwa teroriseme tidak dapat sepihak saja menuduh intelijen kebobolan. "Deradikalisasi juga harus lebih kreatif dan jeli dalam melihat siapa mereka," kata Nuning, panggilan Susaningtyas.

Pascakejadian tersebut, seluruh elemen yang bersangkutkan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya. BIN diminta untuk membangun sumber daya manusia dan tekhnologi agar lebih velox dan exactus atau cepat dan tepat dalam melaksanakan tugas.

Di samping itu, Nuning juga menyatakan, peranan masyarakat juga penting dalam menjaga lingkungan dari aksi terorisme. Dengan melaporkan sesuatu yang terasa aneh kepada aparat, dan aparat diimbau agar tidak apatis dalam menanggapi laporan tersebut.

Nuning juga meminta, agar departemen terkait, seperi Departemen Keagaman, Pendiddkan, dan Sosial lebih mengaktifkan lagi kinerjanya. Perlu proteksi dini hingga ke desa untuk meberantas  paham yang menjurus pada terorisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement