REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, selama 2015 menangani 240 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan serta kasus perdagangan manusia. Dari kasus yang ditangani itu, lebih dari 50 persen merupakan kasus kekerasan terhadap anak, khususnya kasus kekerasan seksual.
"Jumlah kasus yang ditangani meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Prasetyani, kepada wartawan di Gedung Sate, Rabu (6/1).
Menurut Netty, untuk mencegah kasus kekerasan, pada Januari 2016 pihaknya akan menerapkan konsep Pengasuhan Anak Berbasis Masyarakat. Konsep ini, menjadi program unggulan P2TP2A Jawa Barat untuk mengidentifikasi dan mengadvokasi anak-anak dengan berbagai jenis kerentanan.
"Konselor, kakak asuh dan relawan dari konsep ini sudah dilatih pada akhir tahun 2015. Awal tahun ini kami uji cobakan di kawasan yang menjadi binaan kami," katanya.
Netty mengatakan, jika konsep tersebut sudah disempurnakan, maka konsep ini akan ditindaklanjuti atau diimplementasikan di sembilan kabupaten/kota sebagai kantong buruh migran Jawa Barat. Yakni, Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka, Kabupaten Bandung, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Karawang, Purwakarta dan Subang.
"Pokoknya di daerah kantung buruh migran," kata dia.
Menurut Netty, selain meningkat dari segi jumlah kasus, korban akibat kasus tersebut juga meningkat. Misalnya, korban kasus paedofil Emon, di Kabupaten Sukabumi yang jumlahnya mencapai 100 orang lebih. Kasus terakhir ialah ada bapak yang dua tahun kecanduan menonton film porno dan akhirnya anaknya menjadi korban.
"Kemudian usia anak yang jadi korban kekerasan seksual ada juga masih kecil. Seperti yang anak SD dan anak SMP sudah dinyatakan HIV," katanya
Penyebab tingginya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, kata dia, karena ketahanan keluarga yang mulai rapuh serta akses informasi dan teknologi yang semakin mudah dan berkembang pesat.
Netty menilai, jumlah kasus yang ditangani oleh pihaknya selama tahun 2015 menyiratkan bahwa seluruh sektor, khususnya P2TP2A Jabar harus meningkatkan kinerjanya dalam menyelenggarakan program yang merespon masalah terhadap anak dan perempuan. Netty berharap, upaya yang dilakukan harus melibatkan masyarakat.
"Karena bagaimana pun upaya yangbersifat struktur tidak akan berjalan baik tanpa partisipasi masyarakat," katanya.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!