Rabu 06 Jan 2016 12:07 WIB

Kasus Bencana Alam di Tasikmalaya Menurun

Rep: Fuji E Permana/ Red: Angga Indrawan
 Dua pelajar menggunakan jembatan kerek untuk menyeberangi Sungai Ciwulan di Kampung Pamimpiran, Lewiliang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (7/11). (Antara/Adeng Bustomi)
Dua pelajar menggunakan jembatan kerek untuk menyeberangi Sungai Ciwulan di Kampung Pamimpiran, Lewiliang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (7/11). (Antara/Adeng Bustomi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bencana longsor kerap terjadi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dibanding bencana lainnya seperti banjir dan angin puting beliung. Tapi, di sepanjang tahun 2015 jumlah kasus bencana alam menurun dibanding tahun sebelumnya.

"Sepanjang tahun 2015 terjadi penurunan jumlah kasus bencana alam beserta nilai kerugian materinya dan turunnya mencapai sekitar 40 persen dari tahun sebelumnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin kepada Republika, Rabu (6/1)

Kundang menjelasakan, BPBD mencatat di 2013 terjadi 363 kasus bencana alam. Kerugian yang diakibatkan mencapai Rp 24 miliar. Terjadi peningkatan jumlah kasus bencana alam di 2014. Sepanjang tahun tersebut tercatat ada 403 bencana dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 29 miliar. Jenis bencana alam yang paling sering terjadi di tahun dua tahun terakhir berupa bencana longsor.

BPBD mencatat, sepanjang tahun 2015 terjadi 265 kasus bencana alam dan mengakibatkan kerugian sebesar Rp 14 miliar. Menurut Kundang, dibanding tahun sebelumnya, di 2015 jumlah kasus bencana alam menurun drastis. Korban bencana alam yang meninggal dunia pun menurun. 

"Tahun 2014 ada tiga orang yang meninggal dunia akibat bencana alam dan di 2015 ada dua orang yang meninggal dunia akibat tertimbun longsor," ujar Kundang.

Menurunnya jumlah korban dan kerugian materi akibat bencana alam, dikatakan Kundang, karena masyarakat semakin sadar dan waspada akan bencana. BPBD kerap memberikan sosialisasi ke lapangan dan memberikan imbauan agar masyarakat semakin sadar akan bencana yang mungkin terjadi.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement