REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Warga Kota Tangerang belum semua memahami adanya operasional bus rapid transit (BRT) pada 2016. Warga ingin tahu jadwal operasional bus dalam kota tersebut.
Salah seorang pelajar, Rusdiana, 16, mengaku belum tahu tentang rencana operasional BRT. Pelajar SMK Yuppentek, Cikokol, tersebut hanya melihat adanya pembangunan beberapa halte BRT.
"Yang saya tahu ada halte baru dekat lapangan Ahmad Yani. Kalau BRT beroperasi saya harap bisa dimanfaatkan pelajar juga, agar tidak berdesakan di angkot," jelas Rusdiana saat dijumpai Republika di Cikokol, Rabu (30/12).
Warga lain, Yulianti, 26 dan Eka, 26, juga mengaku belum tahu adanya BRT. Karyawan pabrik ini justru bertanya apakah BRT sama dengan layanan APTB atau bus Transjabodetabek.
Menurut Yuli, jika BRT beroperasi, warga seperti dirinya merasa sangat terbantu. "Saya tinggal di Neglasari, sementara tempat kerja di sekitar Jatake. Kalau ada BRT akan lebih membantu karena tak usah berganti angkot," katanya kepada Republika.
Sayangnya, baik Yuli maupun Eka belum tahu mengenai rute dan informasi lain tentang BRT. Menurut keduanya, belum pernah ada sosialisasi yang diterima. "Di kawasan Jatiuwung sebelumnya dibangun halte, tapi saya tak tahu kalau halte itu akan digunakan untuk BRT," kata Eka.
Salah seorang ibu rumah tangga, Dian Novalia, 31, mengaku pernah mendengar tentang BRT. Namun, dirinya menyayangkan jika bus tersebut hanya melayani satu rute.
Dia menilai, masyarakat Kota Tangerang sampai saat ini telah akrab dengan jasa angkutan umum. Operasional angkutan umum pun dirasa lebih menjangkau semua wilayah.
"Angkot mudah diakses dan harganya masih terjangkau. BRT sebaiknya tidak hanya melayani satu rute jika memang ingin memudahkan mobilitas masyarakat Kota Tangerang," ungkap Dian.