Ahad 27 Dec 2015 12:53 WIB

Terorisme Internasional, Isu Kejahatan Paling Disorot di Media Sepanjang 2015

Terorisme dan AS/ilustrasi
Foto: menwithfoilhats.com
Terorisme dan AS/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terorisme internasional menjadi isu yang paling banyak diberitakan media online di seluruh dunia sepanjang 2015. Indonesia Indicator (I2) dalam tiga bulan terakhir mencatat, isu terorisme internasional mendominasi pemberitaan di 1.230 media online nasional dan media online internasional berbahasa Inggris.

"Terorisme internasional diberitakan sebanyak 104.061 kali atau mencapai 78,2 persen dari enam topik berbeda yang masuk dalam kategori Kejahatan Internasional," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang dalam keterangannya, Ahad (27/12).

Indonesia Indicator (I2) merupakan sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence). Topik yang dianalisis adalah Terorisme Internasional, Perdagangan Narkoba, Perdagangan Manusia, Kejahatan Siber, Penyelundupan Manusia, dan Penyelundupan Senjata.

Dalam pantauan mesin Intelligence Media Management (IMM), ungkap Rustika, Terorisme Internasional menjadi isu global dan melibatkan para pemimpin negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Prancis, Israel, Australia, dan Inggris. "Sepanjang tahun 2015, media internasional memberikan atensi pada pergerakan kelompok radikal ISIS, Taliban, Boko Haram, Al-Shahab, dan gerakan radikalisme lainnya," tuturnya.

Menurut dia, isu terorisme internasional menjadi isu yang sangat masif di media online khususnya di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Hal ini pula yang kemudian menyebabkan isu Terorisme Internasional menjadi isu besar di seluruh media di dunia. Terlebih lagi, selepas serangan di Paris bulan November, terdapat kasus serangan bersenjata kepada warga sipil di Amerika Serikat. Insiden ini diindikasikan dengan jaringan teroris global, dan kemudian juga menjadi isu politik di negeri Paman Sam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement