Sabtu 19 Dec 2015 14:24 WIB

Kebencian Pimpinan KPK dengan Korupsi Diragukan

Rep: c25/ Red: Teguh Firmansyah
Pimpiinan KPK periode 2015-2019.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pimpiinan KPK periode 2015-2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima nama pimpinan Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK) sudah terpilih. Namun, komitmen nama-nama yang akan memimpin KPK tentang pemberantasan korupsi justru dipertanyakan.

Pengamat politik Ray Rangkuti, mengatakan untuk memimpin sebuah lembaga pemberantasan tindakan korupsi, sudah seharusnya para pimpinan memiliki kebencian yang mendalam terhadap korupsi. Menurutnya, kebencian akan korupsi itulah yang selama ini belum terlihat, dari nama-nama yang terpilih sebagai pimpinan KPK yang baru.

"Pimpinan KPK itu seharusnya memang membenci, ini yang tidak terlihat," kata Ray, Sabtu (19/12).

Ia menganggap dari sikap dan penyataan yang selama ini diketahui publik, nama-nama pimpinan KPK terpilih masih tidak menunjukkan komitmen tegas akan pemberantasan korupsi. Nama-nama terpilih itu, lanjut Ray, malah menunjukkan pandangan mereka tentang tindak pidana korupsi yang merupakan kejahatan biasa.

Ray memperkirakan dengan nama-nama pimpinan terpilih tersebut, KPK yang akan datang tidak akan melakukan penindakan yang tegas akan tindakan, terlebih pelaku-pelaku korupsi. Menurut Ray, para pimpinan terpilih mungkin hanya akan melakukan sosialisasi-sosialisai ataupun festival antikorupsi, yang jauh dari penindakan yang diharapkan.

Baca juga, Cara Pandang Pimpinan KPK Diragukan dalam Pemberantasan Korupsi. 

Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK telah memilih lima nama, yang ditunjukkan untuk memimpin KPK periode 2015-2019. Sayangnya, nama-nama terpilih seperti Agus Rahardjo, Basariah Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode Muhammad Syarif, justru memiliki sudut pandang yang dinilai tidak sejalan dengan pemberantasan korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement