Ahad 06 Dec 2015 09:10 WIB

Hari Anti Korupsi, Aktivis Harus Konsisten Lawan Korupsi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
  Sejumlah anak-anak mengikuti lomba menggambar dan mewarnai dalam peringatan hari anti korupsi bertajuk Demorasi Tanpa Korupsi di Museum Nasional, Jakarta, Ahad (14/12). (Republika/Agung Supriyanto)
Sejumlah anak-anak mengikuti lomba menggambar dan mewarnai dalam peringatan hari anti korupsi bertajuk Demorasi Tanpa Korupsi di Museum Nasional, Jakarta, Ahad (14/12). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Anti Korupsi se-Dunia akan jatuh 9 Desember. Perayaan ini merupakan momentum bagi semua pihak untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi.

Kesadaran beragama sepatutnya membuat orang takut melakukan tindak pidana tersebut. Namun harus ada program revolusi mental tentang gambaran masyarakat yang kesusahan akibat perilaku korupsi para pejabat.

Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) Tri Joko Susilo mengatakan berdasarkan laporan dari daerah, terindikasi ada kejaksaan setempat yang menggelar pertemuan dengan beberapa aktivis agar tidak melakukan demo di Hari Anti Korupsi se-Dunia.

Harusnya kejadian tersebut tidak terjadi. Semua pihak, baik itu aktivis dan penegak hukum harus mengevaluasi. "Mereka harusnya juga semakin konsisten melawan korupsi, bukan hanya jadi pihak yang selalu mengevaluasi," kata pria yang akrab disapa Tri ini. 

HMPI menilai pukulan terberat bagi bangsa ini di 2016 masih tentang pemberantasan korupsi yang tidak sistematis, ancaman disintegrasi bangsa, eskalasi dunia internasional terkait perang blok AS dan blok Rusia yang bisa mengancam pertahanan nasional.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. Salah satu faktor pertahanan negara yang terkuat yakni sikap percaya antaranak bangsa untuk terus meningkatkan perlawanan terhadap korupsi.

Konsistensi aktivis serta penegak hukum adalah bagian dari sikap pertahanan negara itu sendiri. Pasalnya bila korupsi berkurang, kesejahteraan pun semakin terasa di masyarakat sehingga mereka yakin bahwa negara selalu ada untuk mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement