REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pemutaran rekaman percakapan yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) dan petinggi Freeport dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada Rabu (2/12) memperlihatkan secara terbuka upaya korupsi.
Dia mengaku, mengapresiasi langkah Menteri ESDM Sudirman Said yang melaporkan Setnov ke MKD dengan membawa bukti rekaman tersebut.
JK juga mengkritik tindakan yang dilakukan Setnov dengan menyebut ketua DPR tersebut telah menghilang.
''Sekarang, yang hadir tinggal dua ketua, MPR dan DPD, yang satu (ketua DPR) sudah hilang,'' ungkap JK dalam pidatonya dalam acara Komisi Nasional Pemberantasan Korupsi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/11).
Setelah melihat sidang MKD, JK menegaskan, ia melihat keserakahan hanya untuk makan, padahal mereka bukan orang miskin.
''Apa yang kita lihat contoh semalam, ini skandal terbesar sejarah Indonesia. Sekarang wapres berani dilibatkan, begitu jabatan-jabatan tinggi negara lainnya. Belum 12 jam terjadi di sini (sidang MKD) maka masih panas pikiran kita,'' ucap JK.
Sidang MKD dijadwalkan berlanjut pada Kamis ini untuk mendengarkan kesaksian bos Freeport, Maroef Sjamsoeddin. Sidang tersebut digelar setelah Sudirman Said melaporkan dugaan pelanggaran etika yang dilakukan Setnov karena melakukan pembicaraan dengan petinggi Freeport. Setnov diduga mencatut nama sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden dan Wakil Presiden untuk meminta jatah saham Freeport.