REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Sirajd, mengingatkan kepada Himpunan Mahasiswa Muslim (HMI) untuk bisa menjaga kredibilitas dan nama baik yang dimiliki organisasi mahasiswa tersebut. Terlebih, HMI dinilai telah memiliki catatan sejarah yang positif dalam kehidupan bangsa dan bernegara.
''HMI harus bisa menjaga kredibilitas dan nama baiknya. Demi kehormatan HMI, kehormatan Islam, dan kehormatan bangsa,'' ujar Said Aqil dalam pesan yang diterima Republika, Kamis (27/11).
Penyataan Said Aqil ini tidak terlepas adanya kasus-kasus kericuhan dan berita-berita miring mengenai Kongres HMI di Pekanbaru, Sumatera Selatan. Dalam kongres tersebut, massa yang diduga kader-kader HMI diduga melakukan kericuhan dan sempat membakar ban bekas di GOR Pekanbaru lantaran tidak bisa masuk ke dalam arena kongres.
Said Aqil menambahkan, sebagai organisasi mahasiswa yang menyandang nama Islam, HMI mesti bisa menunjukan islam yang ramah, berbudaya, dan islam nusantara, yang anti kekerasan, anti terorisme, serta anti radikalisme. Pun dengan tanggung jawab menyandang nama Indonesia, yang terkenal dengan kesantunan dan adab ketimuran yang berbudaya.
''Mari kita tunjukan budaya kita yang sudah mau dan keislaman kita yang sudah diwarisi dari ulama-ulama senior dulu, yang mengedepankan akhlakuk karima, mendepankan toleransi, moderat. Saya harap, kongres HMI menunjukan hal itu semua,'' ujar pria lulusan Universitas King Abdul Aziz tersebut.
Lebih lanjut, Said Aqil optimis, HMI tentu mampu mengatasi masalah-masalah internal yang mereka hadapi dengan baik. Tidak hanya itu, Said Aqil kembali mengingatkan, HMI dan organisasi pemuda serta mahasiswa lainnya bakal menerima estafet kepemimpinan bangsa pada masa depan. Untuk itu diperlukan tanggung jawab moral dari setiap pemuda, termasuk dari kader-kader HMI.
''Kalau kader-kader muda yang terima estafet masa depan siap mental, siap moral, siap akhlak, dan siap integritasnya, Insya Allah bangsa akan selamat. Mari bersama-sama, baik HMI, PMII, semuanya, pelajar, pemuda, untuk membenahi diri, mempersiapkan diri memasuki era MEA, era globalisasi,'' ujar mantan Rais Syuriah PBNU tersebut.