REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Polda Jawa Timur memperketat pengamanan beberapa kantor perwakilan negara sahabat, terutama konsulat jenderal asing yang ada di wilayahnya, menyusul terjadinya serangan teroris di Prancis dan mengancam beberapa negara Eropa lainnya.
"Di wilayah kita ada sejumlah kantor konsulat (jenderal), yang saat ini menjadi fokus pengamanan kami," kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Anang Setiadi saat berkunjung ke Mapolres Tulungagung, Selasa (17/11).
Salah satu bentuk pengamanan yang ditingkatkan oleh jajaran Polda Jatim adalah penambahan personel di setiap kantor konsulat jenderal negara sahabat. Pemeriksaan dan antisipasi selanjutnya dilakukan terhadap setiap tamu atau orang asing yang datang, demi mencegah serangan teroris yang biasanya menyaru sebagai warga biasa.
"Tidak hanya kedutaan dan kantor konsulat asing, secara keseluruhan keamanan wilayah diperketat," tegasnya.
Menindaklanjuti besarnya potensi ancaman terorisme secara nasional, Anang mengatakan dirinya selaku kapolda telah menginstruksikan kepada kasat brimob dan masing-masing kasatwil untuk mengantisipasi potensi gerakan esktremis yang berpotensi memicu destabilitas keamanan wilayah.
"Kami juga sudah kerahkan tim densus untuk melakukan pengamatan dan antisipasi. Jangan sampai insiden serangan teror di Perancis terjadi di Indonesia, khususnya Jawa Timur," ujarnya.
Kendati meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan, Anang menegaskan wilayah Jawa Timur sejauh ini aman dan kondusif. Tidak ada potensi gerakan ekstremis ataupun teroris meski beberapa sempat terendus memiliki kemiripan dengan pola simbol-simbol Negara Islam Iraq atau ISIS.
"Untuk wilayah Jatim sementara aman. Tidak ada yang mendapat perlakuan khusus berkaitan dengan terorisme," tegasnya.