Selasa 17 Nov 2015 01:01 WIB

Sekolah Alam di Tumpukan Sampah Bantargebang

 Pemulung memilah sampah yang akan diambil di TPST Bantar Gebang,Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/11).
Foto:
Pemulung berjalan mengangkut sampah di TPST Bantar Gebang,Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/11).

Sementara itu, siswa yang dimiliki Tunas Mulia cukup banyak, namun mereka semua diajarkan hanya oleh tujuh guru.

"Jumlah guru masih sedikit, sekitar tujuh guru untuk mengajar dari tingkat PAUD hingga SMP. Guru sekolah alam juga sebenarnya adalah guru-guru yang bekerja di sekolah lain, setelah mereka mengajar di sekolah masing-masing, barulah mereka bisa mengajar ke sekolah alam ini sebagai guru sukarelawan," kata seorang pengurus sekaligus pengajar Sekolah Alam, Lukman.

Lukman mengatakan kegiatan belajar mengajar tidak semuanya berurutan setiap hari, untuk PAUD hanya dilakukan Selasa, Jumat dan Sabtu. SD Senin, Rabu dan Sabtu, sedangkan SMP hanya Senin dan Sabtu pagi.

Selain itu, guru-guru selalu memberikan pemahaman untuk para siswa sekolah alam bahwa belajar itu penting.

"Sebenarnya tujuannya satu, sekolah ini kepingin tidak ada anak yang putus sekolah ke depannya, anak-anak juga berani punya mimpi, berani punya cita-cita, enggak cuma pasrah jadi pemulung aja, udah itu aja simpel," ujar Kepala Sekolah Tunas Mulia, Yanti.

Menurut Yanti, pendidikan adalah hal utama, apalagi untuk anak seusia 5-16 tahun, bagaimana pihaknya memberikan pemahaman kepada tiap lapisan masyarakat khususnya di Bantargebang untuk melek terhadap pendidikan, karena hanya pendidikan yang mampu mengubah kehidupan mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement