Jumat 13 Nov 2015 15:12 WIB

Proses Penanganan Dokter Andra Tuai Kritikan IDI

Rep: c36/ Red: Nidia Zuraya
Dr Dionisius Giri Samudra (tengah atas) bersama rekan sejawatnya di Fakultas Kedokteran Unhas.
Foto: Istimewa
Dr Dionisius Giri Samudra (tengah atas) bersama rekan sejawatnya di Fakultas Kedokteran Unhas.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sekjen Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Muhammad Faqih, menilai faktor keterbatasan sarana transportasi menjadi salah satu hambatan penanganan dokter Dionisius Giri Samudro atau yang akrab disapa dokter Andra. Pemerintah dituntut memberikan jaminan fasilitas kepada para dokter yang bertugas di wilayah pedalaman.

"Para dokter yang bertugas di pedalaman sudah semestinya diperhatikan oleh pemerintah. Mereka rentan risiko kecelakaan dan tertular penyakit," tegas Daeng ketika dijumpai awak media usai serah terima jenazah dokter Andra di RPX kargo Lion Air, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (13/11).

Daeng pun menyayangkan masih minimnya fasilitas transportasi dan fasilitas rumah sakit di daerah terpencil. Semestinya, pemerintah menyediakan standar fasilitas transportasi bagi mobilitas evakuasi para dokter di pedalaman.

Dia mencontohkan adanya pesawat terbang perintis atau helikopter lengkap dengan.peralatan medis untuk menangani evakuasi para dokter. Fasilitas seperti ini sampai sekarang belum ada di Indonesia.

"Ini yang sampai sekarang belum diwujudkan oleh pemerintah. Kami selama ini sudah mengajukan berkali-kali lewat DPR, tetapi belum ada tindak lanjut nyata pemerintah. Harusnya ada apresiasi bagi.kami," jelasnya.

Sebelum  meninggal, dokter Andra, sempat menumpang kapal barang dari Kota Tual menuju Dobo. Saat itu kondisi dokter Andra sudah demam tinggi. Dia pun akhirnya tiba di RSUD Cendrawasih dan sempat dirawat di sana sebelum meninggal.pada Rabu (11/11).

Informasi yang dihimpun Republika dari Kementerian Kesehatan, dokter Andra mengalami radang paru-paru dan infeksi otak. Sebelumnya, dokter yang menanganinya menyatakan dokter Andra terkena virus campak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement