Jumat 13 Nov 2015 12:03 WIB

Dokter Andra Terima Penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala

Rep: c36/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana penyerahan jenazah Dionisius Giri Samudera ke pihak keluarga di Bandra Soekarno Hatta, Jumat (13/11).
Foto: Istimewa
Suasana penyerahan jenazah Dionisius Giri Samudera ke pihak keluarga di Bandra Soekarno Hatta, Jumat (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Almarhum Dokter Andra yang meninggal saat bertugas di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, pada Rabu (11/11) menerima penghargaan Ksatria Bakti Husada dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Penghargaan langsung diserahkan usai upacara serah terima jenazah, Jumat (13/11).

Penghargaan langsung diserahkan oleh Kepala PPSDM Kemenkes, Usman Sumantri, kepada ayah Andra, Agustinus Mudjianto. Setelah menerima penghargaan tersebut, jenazah dibawa ke rumah duka di Perumahan Pamulang Indah, Tangerang Selatan. Keberangkatan jenazah sebelumnya juga dilepas oleh Menteri Kesehatan Nila S Moeloek. 

Kepada awak media, Nila mengatakan, penyebab meninggalnya Dokter Andra karena mengidap radang otak dan flek di paru-paru. "Berdasarkan laporan lisan yang saya terima memang ada indikasi pneumonia dan flek paru-paru," ujar Nila. (Baca Juga: Sulit Dievakuasi, Dokter PTT Meninggal di Kepulauan Aru). 

Andra merupakan alumnus Universitas Hasanudin. Setelah lulus pada 2015, dia ditugaskan magang di RSUD Cenderawasih, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku. Sebelum meninggal, Dokter Dion sempat mengalami demam tinggi dan diduga mengalami penurunan trombosit yang cukup drastis. (Baca Juga: Dokter PTT Meninggal, JK Janji Pemerintah Tingkatkan Pembangunan).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement