Rabu 11 Nov 2015 02:15 WIB

NU: Budaya KKN Subur, Masih Pantaskah Soeharto Jadi Pahlawan?

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Soeharto (illustration)
Foto: DWI OBLO
Soeharto (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengatakan, pelanggaran HAM di masa Soeharto memimpin itu dilakukan secara massif. Antara lain pasca G30S/PKI tahun 1965 di mana banyak orang ditahan tanpa melalui pengadilan.

"Selain itu pada tahun 80-an sampai 90-an rakyat masih ingat bagaimana pemerintah era Soeharto menakut-nakuti rakyat jika tak mendukung kebijakan pembangunan,"katanya, Selasa, (10/11).

Alasan penolakan masyarakat terhadap usulan segelintir orang terhadap gelar Pahlawan Soeharto juga karena ia dicatat sebagai pemimpin paling korup sedunia. Catatan itu ditulis dalam liputan khusus Global Stolen Asset Recovery Initiative, United Nations tahun 2005 dan juga rilis yang dikeluarkan atas penelitian Transparency International tahun 2004.

Bagaimana dengan kita yang di dalam negeri sendiri, yang tentu masih mengingat ketika dipimpin Soeharto. "Negeri ini ketika dipimpin Soeharto penuh dengan budaya KKN," jelasnya.

Makanya akan memalukan jika dunia internasional mengolok-olok kita hanya karena gelar pahlawan yang kita berikan tidak tepat sasaran. Sebab di dunia internasional di era Soeharto terkenal budaya KKN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement