Kamis 05 Nov 2015 15:56 WIB

29 Penerbangan di Bandara Lombok Dibatalkan

Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad  (25/10)
Foto: ANTARA FOTO/Lalu Edi
Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad (25/10)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 29 penerbangan baik domestik dan internasional dari dan menuju Bandara Internasional Lombok harus dibatalkan menyusul ditutupnya operasional bandara akibat abu vulkanik erupsi Gunung Baru Jari, Anak Gunung Rinjani.

General Affair and Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (BIL) Eka Gede Sandi Asmadi saat dihubungi melalui telepon dari Mataram, Kamis, mengatakan pembatalan seluruh penerbangan itu dilakukan mulai tadi pagi pukul 08.00 Wita sampai Jumat (6/11) pukul 08.45 WITA.

"Penutupan operasional bandara dan pembatalan penerbangan ini dilakukan demi keselamatan, mengingat abu vulkanik dari letusan Gunung Baru Jari sudah menyelimuti bandara, sehingga sangat membahayakan penerbangan," katanya.

Menurutnya, akibat penutupan operasional bandara, sebanyak 27 penerbangan domestik dan dua internasional dari Malaysia harus dibatalkan dan dialihkan ke bandara lain. "Total ada 3.016 orang penumpang domestik dan 348 orang penumpang internasional yang harus tertunda dan menjadwal ulang keberangkatannya di BIL," terangnya.

Ia menuturkan, para calon penumpang yang tidak jadi berangkat, pihak maskapai langsung mengembalikan uang para penumpang sesuai dengan harga tiket. Bahkan, pihak Angkasa Pura I BIL, juga menyarankan para penumpang bisa mengalihkan ke angkutan lain yakni kapal laut melalui Pelabuhan Lembar Lombok untuk jalur dekat seperti Lombok Denpasar.

"Tidak ada terjadi penumpukan penumpang, karena semua calon penumpang sudah diminta revans sesuai dengan harga tiket atau menjadwal ulang keberangkatannya kembali," terangnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan belum dapat memastikan sampai kapan aktivitas operasional bandara bisa dibuka kembali, mengingat semua keputusan tersebut tergantung pemerintah, maskapai, dan otoritas bandara.

"Jadi bandara bisa beraktivitas kembali tergantung otoritas dari penerbangan dan kondisi cuaca terutama debu abu vulkanik letusan," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement