Selasa 03 Nov 2015 14:03 WIB

Ini Pesan Seruan Aksi Boikot Penumpang Gojek

Rep: C23/ Red: Angga Indrawan
Pengemudi Gojek sedang membuka aplikasi handphone.
Foto: Republika/Wihdan H
Pengemudi Gojek sedang membuka aplikasi handphone.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya seruan aksi boikot penumpang oleh pengendara Gojek, dibenarkan oleh sejumlah pengendaranya. Boikot dilakukan merespons diturunkannya  tarif sewa per kilometernya, dari Rp 4 ribu, menjadi Rp 3 ribu.

Hasanudin Samparas (42 tahun), pengendara Gojek asal Pondok Indah, Jakarta Selatan, mengatakan mendapatkan seruan aksi dari grup driver di gadget-nya. Dalam grup tersebut, kata dia, terlampir pesan audio dari salah seorang koordinator pangkalan Gojek dari salah satu wilayah di Jakarta.

"Rekan-rekan driver diminta partisipasi, kekompakan, dan solidaritasnya demi kemajuan kita bersama. Mulai besok (Selasa), kita matikan handphone secara secara serentak. Mari kita tunjukan kekompakan kita. Kita ujung tombak Gojek, jangan sampai ditombakin oleh PT Gojek," kata Hasanudin saat diminta menturkan pesan audio dalam ponselnya, Selasa (3/11).

Kendati demikian, Hasanudin masih beroperasi melayani pesanan. "Tapi saya tidak pakai atribut (helm dan jaket Gojek) karena takut di sweeping," jelasnya.

Seruan aksi boikot juga dibenarkan oleh Pipit Pitriasih (37), pengendara Gojek asal Pasar Minggu. Ajakan aksi itu juga didapat dari sebaran pesan di grup obrolan driver. "Dari grup berbagai wilayah. Katanya hari ini disuruh mogok massal," ucapnya di depan kantor Gojek yang berlolasi di Jalan Kemang Selatan No.99, Jakarta Selatan.

Ia tak menyanggah bahwa aksi dilakukan memang untuk merespons turunnya tarif sewa pengandara Gojek. "Mereka merasa dirugikan," ujarnya.

Namun, sama seperti Hasanudin, Pipit tetap mencari penumpang hari ini.  Menurutnya, aksi boikot bukan sebuah solusi untuk merespons turunnya tarif sewa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement