REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dinilai warga kurang memerhatikan potensi pariwisata di wilayah selatan Bandung Barat. Padahal, potensi wisata di wilayah ini tidak kalah indah dengan objek wisata yang kebanyakan berada di wilayah utara Bandung Barat.
Salah seorang warga kecamatan Cipongkor, Rustan menilai, Pemkab Bandung Barat saat ini lebih memerhatikan objek wisata di wilayah utara Bandung Barat, seperti Lembang, Cisarua, dan Parongpong. Padahal, menurut dia, Bandung Barat masih banyak lagi potensi wisata yang bisa digali. "Ini (selatan) harusnya juga diperhatikan," tutur dia, Ahad (1/11).
Rustan melanjutkan, sebenarnya ada banyak tempat wisata yang menarik dikunjungi di selatan Bandung Barat. Seperti, Curug Malela di Desa Cicadas Kecamatan Rongga, Curug Walet di Desa Sukaresmi Kecamatan Rongga, Curug Sawer di Cililin, Curug Bedil di Rajamandala, pemandian air panas di Saguling, perkebunan teh di Kecamatan Gunung Halu, dan bahkan, kata dia, area bantaran sungai Citarum pun sebetulnya bisa dijadikan objek wisata.
Namun, sayangnya, keberadaan potensi ataupun objek wisata yang sudah ada di selatan Bandung Barat tidak ditunjang infrastruktur. Lanjut dia, seperti Culug Malela misalnya. Jika wisatawan ingin ke sana, perjalanannya akan melewati jalan-jalan yang rusak. Meski memang, saat ini ada perbaikan jalan di wilayah tersebut, tapi, itu merupakan dampak dari pembangunan pembangunan PLTA Upper Cisokan.
Menurut dia, objek wisata yang sudah di selatan Bandung Barat, seperti Curug Malela, perlu dikelola secara maksimal. Mulai dari infrastruktur yang memadai, sehingga bisa memberikan manfaat perekonomian bagi masyarakat setempat. Pengelolaan objek wisata di selatan Bandung Barat harus pula sama dengan pengelolaan yang dilakukan di utara Bandung Barat.
Tak hanya pengelolaan objek wisatanya, tapi, juga perlu ada penataan infrastruktur yang memudahkan akses masuk bagi wisatawan. Kata dia, pengelolaan pariwisata di selatan Bandung Barat belum ada perubahan meski sudah memasuki usia sewindu. "Fokus penataannya terlalu ke utara," tutur dia.