REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan, pasti berdampak besar pada kehidupan masyarakat asli Kalimantan, yakni Suku Dayak.
Sosiolog sekaligus Wakil Rektor Ibnu Khaldun Jakarta Musni Umar mengatakan, ia yakin pemerintah tidak menganaktirikan Suku Dayak dalam hal pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah memang sedang fokus memadamkan kabakaran hutan dan lahan di Sumatra. Karena Sumatra yang lebih dulu terbakar. "Tak ada maksud pemerintah untuk mengabaikan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan yang jadi tempat tinggal Suku Dayak," katanya, Senin, (26/10).
Untuk meredam munculnya rasa diabaikan, Musni menyarankan Menkopolhukam turun ke lapangan dan bertemu Kepala Suku Dayak yang ada di Kalimantan. Tujuan untuk menjelaskan upaya pemadaman kebakaran yang dilakukan pemerintah.
Sebab wilayah kebakaran itu sangat luas, bukan hanya Sumatra dan Kalimantan. Hal ini membuat pemerintah memiliki kekuatan terbatas dalam memadamkan api.
"Saya yakin Suku Dayak tidak akan berpikir semacam itu kalau tidak ada provokator. Pasti ada yang memprovokasi mereka sehingga berpikir semacam itu," ujar Musni.
Musni mengatakan, Suku Dayak maupun pihak yang memprovokasi sebaiknya diajak melakukan dialog. Karena untuk mengatasi bencana kebakaran dan darurat asap dibutuhkan persatuan seluruh komponen bangsa agar masalah ini cepat diatasi.