REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemarau berkepanjangan menyebabkan debit air dua sungai yang menjadi sumber air Kota Bandung menipis. Jika kemarau terus berlanjut hingga November, PDAM Tirtawening Kota Bandung memperkirakan produksi air untuk warga akan menurun.
Pejabat Sementara (Pjs) Direktur PDAM Tirtawening Kota Bandung, Cecep Ferdy Firdaus, mengatakan produksi air yang didistribusikan kepada warga akan berkurang drastis jika hujan tidak juga turun hingga November. Cecep memperkirakan debit air dari Sungai yang menjadi pemasok air bagi Kota Bandung akan menyusut drastis jika hujan tidak kunjung turun.
"Yang 1.400 liter per detik biasa kami dapatkan dari Cikalong, bisa dikatakan mendekati nol," terang Cecep saat ditemui di rumah makan Nasi Cengek pada Sabtu (24/10).
Cecep mengatakan sejauh ini Kota Bandung memiliki dua sumber air terbesar yaitu Sungai Cikalong dan Sungai Cikapundung. Dalam keadaan normal, pemasukan air dari kedua sumber ini bisa mencapai lebih dari 2.000 liter per detik. Akan tetapi kondisi kedua sumber air semenjak musim kemarau ini terus menurun.
Untuk debit air di Sungai Cikapundung, Cecep mengatakan masih berada di angka yang relatif stabil, yaitu di angka 400 liter per detik. Akan tetapi, penyusutan sangat terlihat di Sungai Cikalong. Dalam kondisi normal, Cecep mengatakan Sungai Cikalong dapat memasok air dengan rata-rata 1.400 liter per detik. Akan tetapi saat ini debit air Sungai Cikalong sudah menyusut menjadi 400 liter per detik saja.
Cecep mengatakan ada beberapa skenario yang mungkin dilakukan PDAM Tirtawening Kota Bandung jika hujan tidak juga turun hingga November. Salah satunya, Cecep mengatakan pihaknya akan memanfaatkan pengolahan air dari sumber-sumber mata air di Kota Bandung. Beberapa sumber air tersebut, lanjut Cecep, ialah Sungai Dago Bengkok Cikapundung sebanyak 400 liter per detik dan Sungai di bawah jembatan Jalan Siliwangi sebesar 200 liter per detik.
"Selain itu, ada suplesi dari Cikareo yang kita harapkan Desember sudah beroperasi 50 liter per detik. Tapi tetap tidak menutup," tambah Cecep.
Oleh karena itu, jika kemarau berkepanjangan terus berlangsung, Cecep mengatakan PDAM Tirtawening Kota Bandung akan melakuakn penggiliran. Kemarau berkepanjangan, lanjut Cecep, juga berpotensi membuat sekitar 80 persen pelanggan PDAM dari total sekitar 150 ribu pelanggan tidak bisa terairi karena pasokan air yang minim.