Selasa 20 Oct 2015 22:55 WIB

Stasiun GAW Pantau Kualitas Udara Sumbar Berbahaya

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kabut asap (ilustrasi)
Kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kualitas udara akibat kiriman kabut asap yang menyelimuti Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) terpantau di Stasiun BMKG Global Atmosphere Watch (GAW), berada pada kategori Berbahaya.

"Pukul 11.00 WIB, kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan konsentrasi PM10 angkanya 424 mikrogram per meter kubik. Pukul 12.00 WIB angkanya 433, kategorinya Berbahaya," kata Kasi Observasi Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Budi Satria, Selasa (20/10).

Dikatakannya, berdasarkan pantauan satelit Himawari pukul 09.30 WIB,  kabut asap menyebar hampir di seluruh wilayah Sumatra. Menurutnya, saat ini kualitas udara, khususnya di Bukittinggi semakin berbeda dari sebelumnya. Bahkan, ia mengatakan, mata terasa perih saat berada di ruangan.

"Ini menandakan kabut asap mulai pekat. Sebaiknya anak-anak sekolah di wajibkan pakai masker," ujar Budi.

Sementara itu, berdasarkan satelit Terra dan Aqua, jumlah sebaran titik panas di Sumatra sebanyak 676. Titik panas terbanyak berada di Sumatra Selatan (Sumsel) sebanyak 553, disusul daerah Jambi 82 titik, Riau 22 titik, Kepulauan Bangka Belitung 17 titik, Lampung dua titik, Kepulauan Riau satu titik.

Pantauan titik panas dalam dua hari terakhir, Budi mengatakan, mengindikasikan banyaknya sumber kabut asap yang terdeteksi di bagian selatan Pulau Sumatera. Kemudian, arah pergerakan udara lapisan atas tetap berasal dari wilayah tersebut.

Untuk peluang hujan, ia menuturkan, tidak merata, karena hanya berada di Sumbar bagian pesisir dan Kepulauan Mentawai, khusunya pada sore hingga malam hari.

"Sementara peluang hujan di Sumbar terjadi secara sporadis, bagian tengah dan timur provinsi ini masih lebih rentan terhadap dampak kabut asap untuk keesokan hari," tuturnya.

Sementara itu, menurut Budi, belum signifikannya potensi hujan di bagian selatan Sumatra, menyebabkan tingginya peluang kemunculan titik panas di wilayah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement