Selasa 20 Oct 2015 08:59 WIB

Ini Komentar Misbakhun Soal Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Jokowi

Politikus Partai Golkar Misbakhun, menjadi pembicara saat memberikan keterangan pers terkait survei nasional Indo Barometer mengenai Keberhasilan dan kegagalan setahun pemerintahan Jokowi-JK di Hotel Century Park, Jakarta, Kamis (8/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Politikus Partai Golkar Misbakhun, menjadi pembicara saat memberikan keterangan pers terkait survei nasional Indo Barometer mengenai Keberhasilan dan kegagalan setahun pemerintahan Jokowi-JK di Hotel Century Park, Jakarta, Kamis (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Mukhammad Misbakhun menilai kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di bidang ekonomi relatif berjalan dengan baik.

"Arah kebijakan fiskal tahun 2016 Pemerintahan Presiden Jokowi, bertujuan untuk memperkuat fundamental pembangunan nasional dan mengubah pertumbuhan ekonomi menjadi berkualitas," kata Misbakhun melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (20/10).

Menurut Misbakhun, kebijakan fiskal pemerintah diarahkan untuk penguatan pengelolaan fiskal guna memperkokoh fundamental pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Pemerintah, kata dia, menerapkan kebijakan fiskal melalui tiga strategi, yakni memperkuat stimulus fiskal untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing, memperkuat ketahanan fiskal, dan mengendalikan risiko serta menjaga kesinambungan fiskal.

"Dalam upaya memperkuat stimulus fiskal, pemerintah menempuhnya melalui pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis, peningkatan ruang fiskal, dan peningkatan belanja produktif," katanya.

Politisi Partai Golkar menambahkan stimulus tersebut dapat dilihat dari insentif perpajakan dan belanja infrastruktur untuk memperkuat daya saing, juga diperlukan bantalan fiskal untuk memperkuat ketahanan fiskal.

Memperkuat bantalan fiskal, menurut dia, harus dilakukan dengan meningkatkan fleksibilitas untuk mengendalikan kerentanan fiskal yang bisa terjadi akibat target penerimaan tidak tercapai atau belanja subsidi melebar.

"Tentunya dibutuhkan penggalian potensi dari sektor unggulan untuk mencapai target penerimaan perpajakan, ekstensifikasi, intensifikasi, penegakan hukum, dan penyempurnaan perundangan untuk mencapai target penerimaan," katanya.

Selain itu, kata Misbakhun, untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi, pemerintah membangun kebijakan ekonomi dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement