Jumat 16 Oct 2015 08:36 WIB

Megawati dan Presiden Xi Jinping Mantapkan Kerja Sama Indonesia-Cina

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mantan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Cina Xi Jinping sepakat untuk terus memantapkan hubungan dan kerja sama Indonesia dan China yang telah berjalan baik, dalam kerangka mitra strategis komprehensif.

"Kami bicara bagaimana agar kemitraan strategis komprehensif yang telah disepakati kedua negara dapat lebih dimantapkan dan dijabarkan lebih nyata lagi, sehingga menguntungkan bagi kedua pihak," kata Megawati usai melakukan pertemuan dengan Presiden Xi di Beijing, Kamis (15/10) malam waktu setempat.

Ia mengatakan banyak kerja sama yang dapat dibangun dengan China, terlebih Indonesia dan China memiliki kesamaan dalam membangunan sektor maritim.

"China memiliki proyek Jalur Sutra Maritim Abad 21, dan kita memiliki proyek Poros Maritim, ini peluang sangat bagus bagi Indonesia untuk bisa mengembangkan diri, tentu dengan tetap melihat peluang yang sesuai dengan kebutuhan kita," jelasnya.

"Kami ingin agar kerja sama tersebut juga turut memajukan wilayah Timur Indonesia, karena fokus pembangunan kita kan ke Timur, tanpa mengabaikan wilayah barat Indonesia yang telah berkembang maju," ujarnya menambahkan.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga menyatakan kokohnya hubungan Indonesia dan China telah tercatat dalam "tinta emas" sejarah kedua bangsa. Kunjungan muhibah Laksamana Cheng Ho sekitar abad 15 ke bumi Nusantara, merupakan dasar sekaligus tonggak sejarah yang kokoh bagi hubungan persaudaraan serta pershabatan kedua bangsa, kedua negara.

Interaksi antarkedua bangsa, dalam konteks jalur sutra tidak dapat dipungkiri turut memperkaya dan menumbuhkembangkan budaya di kedua negara, bahkan jauh melampaui batas-batas negara seperti yang telah dikenal oleh generasi ke generasi di Indonesia.

"Indonesia dan China adalah dua bangsa yang memiliki nilai kebudayaan sangat tua dan tinggi. Kita tidak boleh lengah dalam menyikapi setiap berkembangan global yang terjadi," ujarnya.

"Perkuatan nilai-nilai budaya bangsa harus terus dilakukan, ditumbuhkkembangkan, agar kita tetap mampu menghadapi segala tantangan berat di masa depan, sekaligus mememberikan kontribusi maskimal bagi terciptanya perdamaian dunia," ungkapnya.

Tentang kecenderungan Indonesia akan terus menjadi pasar bagi produk-produk asal China, jika Jalur Sutra Maritim Abad 21 China dan Poros Maritim Indonesia terhubung, ia mengatakan hal itu semua tergantung pemerintah Indonesia.

"Karenanya dalam Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini kita tekankan 'Trisakti' yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya," katanya.

"Kita harus dapat memilih, memilah, mana yang dapat kita kembangkan dan produksi sendiri, mana yang kita masih harus impor. Jadi berdikari, bukan berarti kita menutup diri dan anti-asing. Kita yang harus mampu memilih dan memilah," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement