Ahad 11 Oct 2015 17:39 WIB

Harga Stabil, Pedagang Tolak Beras Impor

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ilham
 Pedagang sedang merapihkan beras yang dijual pada pasar tradisonal, Jakarta, Kamis (1/10).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang sedang merapihkan beras yang dijual pada pasar tradisonal, Jakarta, Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, Jabar, stabil dalam beberapa pekan terakhir. Karena itu, para pedagang bahan pokok ini menolak dengan adanya beras impor. Pasalnya, saat ini penjualan beras lokal sedang bagus.

Dayat (55 tahun), pemilik PD Beras Jembar, Pasar Rebo mengatakan, meskipun gabah di kalangan petani mahal, tapi harga beras tetap stabil. Saat ini, harga beras yang premium Rp 10.500 per kilogram. Sedangkan, beras yang paling murah Rp 9.000 per kilogram.

"Jadi, karena harganya stabil, tak perlu ada beras impor," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (11/10).

Menurut Dayat, biasanya beras impor masuk ke pasaran kalau harga sedang tak stabil. Atau, mahal yang berkepanjangan. Saat kondisi seperti itu, pemerintah melalui Bulog datang ke pedagang untuk menjual beras impor yang harganya lebih murah dari beras lokal.

Karena pemerintah yang datang, pedagang tak bisa menolaknya. Makanya, kenapa suka ada beras impor di pasar tradisional. Sebab, pedagang tak bisa menolaknya. Selain itu, untuk mendapatkan beras impor ini, pedagang harus membelinya langsung ke petugas Bulog. "Kalau beli beras lokal, bisa dengan cara minjam dulu ke distributor berasnya," ujar Dayat.

Tetapi, sampai saat ini beras impor belum masuk ke Purwakarta. Namun, selentingan kabar sudah terdengar, bila pemerintah akan membuka keran impor beras lagi. Dirinya berharap, supaya beras impor tidak masuk ke pasar tradisional. Sebab, nantinya akan menghancurkan penjualan beras lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement