Sabtu 10 Oct 2015 18:23 WIB

Harapan Astronaut Jepang untuk Pelajar Indonesia

Astronot Jepang Koichi Wakata (tengah), kosmonot Rusia Mikhail Tyurin (membawa obor) dan Astronot AS Rick Mastracchio (atas, tidak terlihat) membawa obor Olimpiade dengan roket Soyuz-FG dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, menuju ISS (7/11).
Foto: AP
Astronot Jepang Koichi Wakata (tengah), kosmonot Rusia Mikhail Tyurin (membawa obor) dan Astronot AS Rick Mastracchio (atas, tidak terlihat) membawa obor Olimpiade dengan roket Soyuz-FG dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, menuju ISS (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan pelajar Kota Bandung dan perwakilan dari sejumlah kota mengikuti teleconference dengan astronot Jepang Soichi Noguchi pada Festival Sains Antariksa 2015 di Pusat Sain Antariksa Lapan di Kota Bandung, Sabtu (10/10).

Para pelajar dari sejumlah sekolah di Kota Bandung antusias mengikuti acara yang berlangung selama satu jam mulai pukul 08.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB. "Saya berharap ada pelajar Indonesia yang kelak menjadi astronot dan tampil ke depan di sebagai peneliti ilmu keantariksaan," kata Soichi Noguchi dalam presconference itu.

Pada kesempatan itu, astronot asal negeri Sakura itu juga memotivasi generasi muda untuk memiliki minat terhadap penelitian dan keantariksaan. Para pelajar juga mendapat kesempatan untuk melakukan dialog dan menyampaikan sejumlah pertanyaan dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Ia juga menceritakan pengalamannya selama menjadi astronot termasuk tahapan-tahapan sehingga terpilih menjadi astronot itu. Kegiatan teleconference itu merupakan bagian dari Festival Sains Antariksa 2015 yang merupakan agenda tahunan itu.

"Festival ini berkaitan dengan 'world space week' yang digelar di seluruh dunia, dan kita gelar dalam bentuk festival sekaligus sosialiasi hasil penelitian," kata Ketua Panitia Festival Sain Antariksa 2015 Rasdewita Kusumaningrum.

Menurut Rasdewita, World Space Week adalah kegiatan tahunan internasional yang dideklarasikan oleh PBB dalam rangka memperingati kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta kontribusinya dalam kehidupan manusia.

Di Lapan, kata dia digunakan untuk sosialiasi hasil penelitian dan pengembangan keantariksaan kepada masyarakat dan kalangan pendidikan, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang alam semesta.

Tema World Space Week tahun ini kata dia "discovery" yang menekankan pada saat ini merupakan masa kejayaan penemuan luar angkasa. Hal itu mengandung arti mempelajari antariksa merupakan penemuan.

Menurut dia banyak hal yang dipelajari mengenai alam semesta dalam satu dekade terakhir antara lain penemuan yang dilakukan oleh wahana antariksa antarplanet dengan Probe dan Lander. "Hasil lainnya manusia terus menemukan planet luar tata surya, galksi yang jatuh, komet, satelit dan asteroid," katanya.

Selain pameran tentang keantariksaan, Kompleks Lapan juga disulap menjadi ajang kegiatan edukasi dan penelitian pelajar yang mengikuti lomba mewarnai gambar keantariksaan, acak kata tata surya, cerdas cermat bagi pelajar SMP serta final lomba karya ilmiah tentang mikro gravitasi bagi pelajar SMA.

Pengunjung dapat menjajal planetarium mini yang akan memberikan gambaran mengenai antariksa. Selain itu juga mereka mendapat kesempatan untuk melakukan pengamatan matahari dengan menggunakan telescope yang dimiliki Lapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement