REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengggelar Muktamar IX KAMMI bertempat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 29 September hingga 4 Oktober 2015. Dalam acara kali ini beberapa isu nasional menjadi bahasan di acara tersebut.
Ketua Umum KAMMI Pusat Andriyana menyatakan kepada seluruh muktamirin bahwa bonus demografi menjadi tantangan bagi Indonesia di 15 tahun ke depan yang harus dijawab.
"Kita memiliki satu tantangan lima belas tahun ke depan yang harus dijawab, yaitu bonus demografi", jelas Andri melalui keterangan tertulis, Kamis (1/10).
Bonus demografi, menurut Andriyana adalah banyaknya jumlah usia produktif atau pekerja di dalam piramida penduduk Indonesia. Hal ini bisa bermakna dua hal yakni positif maupun negatif.
"Positif jika para penduduk usia produktif SDM nya berkualitas. Namun akan menjadi negatif jika usia produktifnya tak berkwalitas," tegasnya.
Andriyana pun mengajak pada kader KAMMI agar meningkatkan kapasitas dan kepakarannya. Agar ke depan dapat menjadi Inovator dan profesional di masa akan datang.
Dalam Muktamar kali ini, Kammi berencana melakukan suksesi kepemimpinan baru untuk 2015 - 2017. Dimana proses yang ada memakai sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) atau musyawarah. Yakni peserta AHWA diambil dari beberapa perwakilan pengurus daerah.