Sabtu 19 Sep 2015 01:16 WIB

Pemerintah Belum Butuh Bantuan Asing Tanggulangi Asap

Rep: Sonia Fitri/ Red: Hazliansyah
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menegaskan pemerintah Indonesia masih mampu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera. Bantuan dan tawaran dari asing belum dibutuhkan.

"Kita punya 24 pesawat, akan datang lagi 20 pesawat dari Australia, tapi Singapura kemarin mau kasih satu, kecuali kalau dia mau kirim 40 baru boleh," kata Menteri Siti pada acara Jumpa Pers Menteri LHK tentang Progres Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia di kantor KLHK pada Jumat (18/9).

Ia menjelaskan, keputusan soal penerimaan bantuan asing dalam menanggulangi kabut asap dan kebakaran ada di tangan Presiden dan Kementerian Luar Negeri. Namun sejauh ini pemerintah Indonesia masih mampu menyediakan perangkat dan armada penanggulangan kebakaran secara mandiri.

"Jadi, sampai detik ini pemerintah belum akan menerima bantuan dari pihak asing manapun," ujarnya.  

Armada penanggulangan kebakaran dan asap tersebut di antaranya pesawat untuk water bombing sebanyak 10 unit dengan kapasitas 5 ribu liter air. Pemerintah juga punya empat pesawat untuk dioperasikan dalam rekayasa cuaca atau hujan buatan lantas sisanya ada pesawat untuk bom air berkapasitas 3.200 dan 500 liter.

Sementara Singapura telah menawarkan bantuan dalam bentuk tiga hal. Di antaranya berniat mengirimkan satu unit pesawat untuk mengangkut personel pembantu pemadaman kebakaran, satu unit pesawat Water boombing 5000 liter dan 1 tim untuk melakukan penilaian dan membantu penyusunan perencanaan operasi.

Namun tawaran tersebut belum diterima karena pemerintah masih mampu. Siti menekankan pemerintah sungguh-sungguh menangani kebakaran dan asap.

"Kita menghargai ada kerja sama, tapi kita lihat kita masih belum butuh dari luar negeri," katanya. Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap menghargai segala tawaran bantuan dari asing karena masalah asap merupakan masalah bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement