Rabu 16 Sep 2015 15:27 WIB

Kemiskinan Semakin Meningkat, Fadli Zon Nilai Pemerintah Gagal

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Esthi Maharani
Kemiskinan
Foto: Edwin/Republika
Kemiskinan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil ketua DPR Fadli Zon menilai, meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia merupakan bentuk kegagalan pemerintah meningkatkan pertumbuhan. BPS mengumumkan, jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 860 ribu jiwa dalam enam bulan terakhir, dan membuat persentase kemiskinan di Indonesia menjadi 11,22 persen.

''Saya melihat ini adalah satu indikator gagalnya pemerintah mencapai apa yang disebut pertumbuhan,'' kata Fadli Zon kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/9).

Padahal, kata dia, waktu kampanye saat pencapresan, Jokowi mencanangkan target pertumbuhan sebesar 7 persen. Kemudian setelah terpilih turun menjadi 5,5 persen. Sementara kenyataannya hanya 4,7 persen dan bahkan turun menjadi 4,6 persen.

''Ini karena ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan pergerakan ekonomi, termasuk penyediaan lapangan kerja,'' jelasnya.

Politisi Partai Gerindra itu menyatakan, hal utama yang harus segera diatasi adalah depresiasi rupiah karena hal tersebut dinilainya sangat membahayakan.  Dengan rupiah melemah, daya beli masyarakat melemah, kemampuan variasi belanja menjadi lebih kecil. Hal Ini terbukti dimana industri tidak menghasilkan produk, termasuk industri makanan yang sudah merosot.

Kalau ini terus merosot, lanjut dia, bukan tidak mungkin ada perusahaan tidak mampu lagi berusaha, dan melakukan PHK. Kalau ini terjadi, efeknya menambah pengangguran dan orang miskin makin banyak. Yang tadinya hampir miskin menjadi miskin. Sebelumnya mampu menjadi hampir miskin.

Selain itu, Fadli menambahkan standar miskin Indonesia juga masih terlalu rendah. Bahkan bukan mengikuti standar 2 dolar AS  perhari, tapi masih 1 dolar, dan Kadang-kadang dibawah 1 dolar.

''Jadi sesungguhnya orang miskin di Indonesia itu lebih banyak, bisa separuhnya,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement