REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pengemudi Gojek Kota Bandung mengaku bisa bekerja lebih tenang karena mendapat perlindungan asuransi saat membawa penumpang.
"Saat membonceng penumpang lebih tenang karena sama-sama dilindungi asuransi, meski saat tidak berpenumpang tidak masuk jaminan. Itu memberikan kenyamanan bagi penumpang, dan juga sopir Gojek," kata salah seorang sopir Gojek, Amid Kusniadi di Bandung, Selasa (8/9).
Amid mengatakan, keuntungan yang dirasakan bekerja di Gojek cukup besar, karena untuk bekerja di Gojek, persyaratannya mudah dan seperti perusahaan yang lain. Selain itu adanya komitmen tarif yang pasti per kilometernya, membuat sopir Gojek dan pelangganya tidak terlibat adu tawar karena pembayaran dilakukan secara online.
"Harga normal Gojek sebenarnya per enam kilometer ke bawah itu Rp 25 ribu, tapi karena sedang promo jadi penumpang hanya membayar Rp 10 ribu. Tapi peminatnya terus meningkat," katanya.
Dia menyebutkan, Gojek biasanya menarik saldo Rp 5 ribu, sisanya untuk saya sebagai sopir. Per hari itu saya bisa mendapatkan penghasilan sebanyak Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu yang masuk ke rekening. "Baru kali ini selama mencari mata pencaharian, saya mendapatkan keuntungan yang lumayan seperti ini," katanya.
Namun, menjadi sopir Gojek bukan tanpa kendala. Bahkan keluhan sama sering dialami oleh para Gojek lainnya, yakni kerusakan perangkat smartphone milik mereka. Meski pelayanan sistem perbaikan Gojek selalu jalan setiap harinya, tapi bila smpartphone miliknya rusak, tidak bisa beroperasi.
"Biasanya yang datang ke mari itu sopir-sopir yang ingin membetulkan ponselnya karena sering rusak, lalu mengambil ponsel yang sudah dapat dipakai kembali," kata Nata, petugas parkir Gojek.
Selain mendapat helm dan jaket hijau khas angkutan berbasis online itu, para sopir juga mendapat jatah masker.