REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu masih terjadi sampai saat ini. Tim gabungan masih kesulitan untuk melakukan pemadamam.
"Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Gunung Slamet terjadi sejak Senin (24/8) di ketinggian 2400 hingga 2700 mdpl," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Rabu (26/8).
Kebakaran hutan seluas 50 hektar di petak 58 lereng Gunung Slamet terus bergerak ke arah tenggara. Lima titik api sudah berhasil dipadamkan, dan 20 titik api masih terbakar.
Tim BPBD Banyumas, TNI, Polri, Dinas Kehutanan, relawan dan masyarakat masih berusaha memadamkan api. Lokasi yang terbakar sulit dijangkau. Perlu waktu tujuh hingga delapan jam jalan kaki untuk mencapai lokasi kebakaran.
Kendala utama adalah medan berat, angin kencang, cuaca kering, tidak ada air, dan sebagian api sudah membakar perakaran. Upaya pemadaman dilakukan secara manual dengan ranting, menutup api dengan tanah dan membuat sekat agar api tidak menyebar.
Sementara itu kebakaran di Gunung Lawu, di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai terbakar sejak Ahad (23/8). Hutan terbakar dari sisi gunung yang berada di Desa Jogorogo Kab Ngawi Jawa Timur merembet ke Kab Karanganyar Jawa Tengah.
Awalnya ada enam titik api yang membakar semak belukar dan hutan di petak 63F dan 63G yang kemudian menyebar ke petak 63H dan 63U. Sebanyak 250 personil dikerahkan dari BPBD Karanganyar, Polri, TNI, Perhutani, relawan dan masyarakat.
Untuk menjangkau lokasi diperlukan tiga jam sampai empat jam jalan kaki. "Api belum bisa dipadamkan karena medan berat, angin kencang dan tidak ada air," jelas Sutopo,
Saat ini konsentrasi pemadaman di KPH Lawu Utara di atas Candi Cetho Kec Jenawi Kab Karanganyar. Api kembali mengarah ke wilayah Jawa Timur. Pemadaman juga dilakukan dari sisi timur oleh BPBD Magetan, TNI, Polhut, relawan dan masyarakat.
Hutan di petak 39 dan petak 40 jenis hutan pinus terbakar. Api belum bisa dipadamkan dan meluas sampai petak 73 karena di tebing-tebing curam.