Kamis 23 Jul 2015 09:21 WIB

Ini Fakta dan Laporan Situasi Terbaru di Tolikara

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Erik Purnama Putra
Masjid Baitul Muttaqin yang kini tersisa puing-puing.
Foto: Masjid Baitul Muttaqin yang kini tersisa puing-puing.
Masjid Baitul Muttaqin yang kini tersisa puing-puing.

Masyarakat meninggalkan ruko saat terbakar. Masjid Baitul Muttaqin terbakar sebagai imbas ruko yang terbakar. Indikasi kebakaran adalah disengaja, karena sebelumnya terlihat ada warga yang membawa solar dan alat pemantik api.

“Akibat penyerangan, sejumlah 243 orang terpaksa mengungsi. Seratus di antaranya adalah balita. Lokasi pengungsian berada di tenda-tenda yang berdiri di kompleks rumah dinas Koramil dan belakang Koramil Tolikara,” kata Imam.

Pasokan bahan makanan untuk pengungsi hanya akan cukup hingga empat hari ke depan. Kebutuhan kesehatan pengungsi sudah diakomodir oleh Puskesmas setempat. Terdapat dua perawat dan satu orang dokter. Namun dinilai kurang atas pasokan kelengkapan obat-obatan dan tenaga medis, jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang ratusan orang.

Pasca penyerangan, beberapa pengungsi mengalami syok sehingga dibutuhkan trauma healing. Kehadiran relawan yang melakukan kegiatan penanganan spiritual atau psikis cukup diharapkan, sehingga pengungsi yang trauma bisa diatasi.

Mendagri Tjahjo Kumolo, Bupati Tolikata Usman Wanimbo, dan Danramil pada Selasa (21/7), sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid di lokasi berbeda dari tragedi pembakaran. Lokasi yang baru di belakang kompleks Koramil. Peletakan batu pertama tersebut dilakukan di lahan kosong dengan estimasi ukuran 40 x 15 meter.

Kebutuhan pembangunan masjid diperkirakan Rp 15 miliar dengan asumsi harga bahan bangunan yang cukup tinggi. Diperlukan juga rehabilitasi kios dan rumah tinggal untuk normalisasi kehidupan dan usaha dari korban pembakaran itu yang mayoritas Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement