Kamis 23 Jul 2015 09:21 WIB

Ini Fakta dan Laporan Situasi Terbaru di Tolikara

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Erik Purnama Putra
Masjid Baitul Muttaqin yang kini tersisa puing-puing.
Foto: Ist
Masjid Baitul Muttaqin yang kini tersisa puing-puing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bersama elemen umat Islam yang lain, Forum Zakat (FOZ) bergabung dalam Komite Umat untuk Tolikara (Komat) Papua. FOZ mendapat tugas sebagai penyedia amunisi dan pendanaan proses rekonsiliasi dan rehabilitasi di Tolikara.

Fokus utama adalah pada pembangunan Masjid Baitul Muttaqin Karubaga yang hangus terbakar. Fokus lanjutannya adalah pembangunan kios warga muslim yang terbakar dan membuat mereka kehilangan pendapatan.

“Harga material di Karubaga, ibu kota Tolikara, sangat mahal. Satu sak semen saja sampai Rp 800 ribu. Belum pasir, besi, ongkos jalan, dan tenaga bangunan. Bisa dibayangkah, harga properti yang di Pulau Jawa senilai Rp 1 miliar misalnya, di sana bisa menghabiskan Rp 5 miliaran,” kata Ketua Umum FOZ, Nur Efendi kepada Republika Online, Kamis (23/7).

Menilik mahalnya biaya pembangunan di sana, FOZ berharap sinergi pendanaan dari seluruh anggotanya (yaitu lembaga amil zakat dan Baznas Daerah), bisa menutupi ongkos pembangunan itu. Bantuan pemerintah pusat yang diberikan sebesar Rp 1 miliar tidak terlalu besar karena mahalnya living cost di Tolikara yang memang susah aksesnya.

Saat ini, anggota Forum Zakat yang sudah sampai di lokasi terdiri dari beberapa lembaga, yaitu Baitul Maal Hidayatullah, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan PPPA Daarul Quraan. Lembaga lain yang telah terjun melakukan penggalangan dana dan turun ke lapangan adalah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan beberapa ormas Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement