Sabtu 04 Jul 2015 05:41 WIB

Tiga Jenis Makanan yang Sering Dicampur Bahan Berbahaya

Tahu berformalin
Tahu berformalin

REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Ketahanan Pangan dan Pol PP Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatra Selatan, menemukan sejumlah makanan diduga mengandung bahan berbahaya seperti formalin dan zat berbahaya lainnya. Makanan itu ditemukan tim gabungan saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar tradisional di Kota Baturaja, Jumat (3/7).

Kepala BPOM Sumsel, Indriati Tubagus, berharap masyarakat luas khususnya selama Ramadhan, bisa mensiasati saat membeli bahan makanan. Ada baiknya menanyakan kepada pedagang tanpa rasa takut. Secara umum di Kabupaten OKU bahan makanan di beberapa tempat aman untuk dikonsumsi, khususnya jenis makanan tahu dan ikan laut.

"Konsumen harus tanya lebih dahulu, misalkan mi basah berasal dari mana. Jika berasal dari luar Kabupaten OKU khususnya Palembang dipastikan mengandung bahan berbahaya," ujarnya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Joni Emran, didampingi Kepala BPOM Sumsel Indriati Tubagus, mengungkapkan, dalam sidak yang mereka gelar di Pasar Baru dan Pasar Bedug, menemukan adanya beberapa jenis makanan yang diduga mengandung zat berbahaya seperti formalin dan zat pewarna.

"Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi hal tersebut bisa membahayakan, dan ada tiga jenis makanan yang diamankan di Pasar Bedug dan Pasar Baru untuk dilakukan uji laboratorium," katanya.

Pada sidak di Pasar Baru, mereka menemukan mi kuning basah mengandung formalin, selain itu ditengarai mie kuning basah ini mengandung bahan pengawet yang berlebih. Selain itu, mereka juga menemukan makanan jenis cincau yang mengandung pewarna tekstil rodamun B di Pasar Baru sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia.

Badan Ketahanan Pangan juga mengambil beberapa sampel makanan di pasar bedug, di antaranya rujak mi dan beberapa makanan. Meski secara fisik tidak menimbulkan kecurigaan, tetapi ketika diuji laboratorium banyak ditemukan bahan berbahaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement