REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan cara makan masyarakat dapat menentukan kebijakan keran impor bahan pangan suatu negara. Kalla menjelaskan jika warga memakan habis makanan mereka maka Negara tidak perlu impor.
"Dunia ini kira-kira ada 25 persen sisa makanan yang tidak dimakan. Kalau sisa itu tidak terjadi, maka dunia tidak akan kelaparan, kita tidak perlu impor beras kalau semua makan dengan baik tanpa mubazir," kata Wapres Kalla.
Dia mencontohkan prinsip makan seperti layaknya di rumah makan Padang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap warga negara memakan habis makanan sesuai dengan porsi mereka.
"Ada perhitungan, kalau semua orang makan dengan pedoman Islam atau restoran Padang, maka dunia tidak akan kelaparan. Kita diajarkan untuk makan jangan ada sisa. Sesuai prinsip restoran Padang, yang dibayar hanya yang dimakan, sisanya dijual lagi," jelas Kalla.
Terkait impor pangan, Kalla mengatakan untuk saat ini Pemerintah belum perlu mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor bahan pangan. Apalagi terkait ancaman iklim El Nino, yang menyebabkan curah hujan menipis hingga kemarau berkepanjangan, diprediksi melanda Indonesia mulai Juli hingga November mendatang.
"El Nino ini diprediksi tipe moderat, jadi kalau kita punya persiapan yang baik ya mudah-mudahan kita tidak perlu mengimpor," kata Wapres, usai membuka Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia di JCC Senayan, Kamis.
Wapres mengatakan jika iklim El Nino melanda Indonesia pada bulan tanam, maka terpaksa impor harus dilakukan oleh Pemerintah. "Kalau pun Pemerintah mengimpor itu kalau El Nino nya pada musim tanam, bulan Oktober kenanya, ya kita harus siap-siap memenuhinya. Walaupun harga-harga naik akibat itu," ujarnya.