REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara banyak ditempati oleh warga yang berkecukupan. Sebab, banyak oknum yang jual beli Rusunawa tersebut.
Selama ini, Ahok sapaan akrab Basuki mengaku sudah banyak merelokasi warga Jakarta yang tinggal di pemukiman liar ke Rusunawa yang lebih layak. Akan tetapi, tak semua warga mau menempati Rusunawa, karena memanfaatkan nilai uang yang didapat dengan menjual rusun.
"Jaman saya, saya udah masukin kira-kira 14 ribu orang lebih ke Rusun, dari 14 ribu ini terjadi jual-beli," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (15/6).
Dengan banyaknya oknum yang bermain, Basuki pun menerapkan sistem yang lebih ketat. Warga harus memiliki KTP dengan domisili yang sama dengan Rusun. "Nah kami rubah strategi, semua orang harus ber-KTP, e-KTP alamat sama, pakai kartu tanda pengenal, ATM Bank DKI. Nah, sekarang pun baru yang mau mendaftar baru 12 ribu, ada tiga ribu warga lain ngotot enggak mau daftar," papar Ahok.
Ia melanjutkan, dengan sistem yang ketat tersebut, ada juga warga yang tak mau mengikutinya. "Dia niat jual beli. Saya tanya seorang bapak 67 tahun, dia jual Rp 50 juta. Saya tanya kenapa jual? Ya dari lahir sampai tua miskin, Pak," ujar Ahok mengutip jawaban bapak itu.
Sebelumnya, Rusunawa Kapuk Muara banyak ditempati warga dengan menggunakan mobil pribadi. Kebanyakan tidak memiliki KTP yang sesuai dengan alamat rusun.