Jumat 05 Jun 2015 09:51 WIB

TNI AU-Kopassus Adu Jotos, Bukti Tingginya Emosi Prajurit

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
Anggota TNI AU mengikuti upacara di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (15/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Anggota TNI AU mengikuti upacara di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkelahian yang melibatkan anggota TNI AU dengan Koppasus dinilai sangat memalukan. Adu jotos itu menjadi bukti tingginya emosi dan arogansi, padahal mereka adalah bagian dari aparat militer.

Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti mengatakan, kejadian memalukan ini telah mencoreng nama TNI sebagai lembaga pertahanan dan keamanan. Kejadian tersebut juga menunjukkan rendahnya disiplin yang tertanam dalam jiwa prajurit.

"Oknum aparat yang bentrok tersebut bukannya menjadi aparat yang mampu menjalankan tugas pokok TNI secara profesional, malah ribut berantem hingga ada yang luka dan meninggal dunia. Hal ini menunjukkan rendahnya disiplin, tingginya emosi dan arogansi aparat," kata Poengky kepada ROL, Kamis (5/6).

Sebagai pelindung negara, ujar dia, seharusnya prajurit menjaga ketentraman bukannya justru terlibat bentrok. Apalagi, melibatkan sesama personil TNI. Ini bisa membuktikan adanya semangat menjunjung korsa yang salah.

Menurutnya aparat militer harus memberikan contoh teladan. Jika aparatnya saja menyelesaikan masalah dengan baku hantam, kemungkinan ini akan ditiru masyarakat Indonesia lainnya.

Ia berpendapat, pelaku perkelahian perlu diberikan sanksi tegas berupa pemecatan, agar prajurit nakal bisa jera. Proses hukuman itu juga diimbau dilakukan secara transparan lewat peradilan umum. "Sebab kebanyakan lewat peradilan militer, pelaku tindakan kriminal sering mendapatkan impunitas dari korpsnya," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement