Kamis 04 Jun 2015 23:33 WIB

DPR: Perkelahian Kopassus-TNI AU Bentuk Ketidakdisiplinan Prajurit

Rep: C82/ Red: Karta Raharja Ucu
Pimpinan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pimpinan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin mengatakan, perkelahian antara anggota Kopassus dan TNI AU di Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (31/5), merupakan bentuk dari ketidakdisiplinan prajurit di lapangan.

Hasanudin mengatakan, ketidakdisiplinan terlihat dari pelanggaran yang dilakukan oleh para anggota tersebut. Ia mengatakan sudah ada aturan prajurit dan perwira tidak dibenarkan keluyuran seperti ke kafe-kafe.

"Kalau nasi bungkus, nasi uduk mungkin masih dibolehkan. Tapi kalau ada tempat minum, ada alkohol, dilihat dari gaji yang diterima kan tidak mungkin datang ke tempat itu," kata Hasanudin di gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/6).

Hasanudin mengatakan, ada beberapa pasukan dan satuan yang berulangkali terlibat dalam konflik. Menurutnya, selain tingkat disiplin pasukan, sistem pengendalian yang dilakukan oleh perwira juga harus ikut dievaluasi.

Evaluasi, lanjutnya, harus dilakukan dari hulu ke hilir karena kejadian kali ini bukan yang pertama kali terjadi. "Ada apa prajurit malam-malam di kafe sampai terjadi konflik? Itu harus diselidiki, diinvestigasi. Sejauh mana para perwira mengendalikan anak buahnya juga harus dievaluasi karena itu yang megang kunci disiplin para prajurit," ujarnya.

Politikus PDIP itu pun menyebutkan, Komisi I akan segera memanggil pihak terkait untuk mendapatkan penjelasan mengenai kejadian tersebut. "Senin pagi, tanggal 8, Komisi I akan panggil Panglima TNI dan sorenya bicara dengan Menhan. Luas wilayahnya lain jadi mending dipisah," kata Hasanudin.

Untuk diketahui, peristiwa perkelahian anggota Kopassus dengan TNI AU terjadi di salah satu kafe di Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (31/5) dini hari. Akibat bentrokan tersebut satu anggota TNI AU, yakni Serma Zulkifli meninggal dunia dan sejumlah prajurit mengalami luka berat.

Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo pun melalui pernyataan tertulisnya telah membenarkan keterlibatan anggotanya. Ia berkata, lima anggota pasukan khusus yang masih dirahasiakan namanya itu telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement