REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan mengatakan saat ini proses pembangunan trem di Surabaya masih dalam tahap penyelesaian studi kelayakan yang diharapkan selesai tahun ini.
"Pembangunan trem tersebut tahun ini masih menyelesaikan studi kelayakan, kalau sekarang masih belum," ujarnya di sela-sela menghadiri pembukaan Konferensi Akuntansi Internasional Airlangga 2015 di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (3/6).
Selain menyelesaikan studi, kata dia, tahun ini juga akan dimulai pembangunan infrastrukturnya secara perlahan.
Terkait lelang mega proyek angkutan massal cepat tersebut, Menhub mengaku prosesnya sudah dimulai, namun dalam kapasitas pekerjaan infrastruktur yang kecil-kecil terlebih dahulu.
"Tahun depan baru proses lelang pekerjaan infrastruktur yang besar dimulai," kata mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Ia mengatakan dukungan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) cukup besar untuk pembangunan infrastruktur, khususnya pengadaan sarana.
"Dukungan dananya triliunan rupiah, namun saya lupa angka pastinya," ucap Jonan sembari memastikan trem nantinya dikelola oleh PT KAI.
Sementara itu, jalur trem nantinya akan membentang sepanjang sekitar 17 kilometer, yakni titik dari selatan akan dimulai dari Wonokromo-Kebun Binatang Surabaya (KBS)-Jalan Pandegiling-Embong Malang-Kedungdoro-Pasar Blauran-Pasar Turi.
Kemudian menuju Surabaya utara, yakni di Jalan Indrapura, memutar ke arah Jalan Rajawali-Jembatan Merah-Tugu Pahlawan-Jalan Tunjungan-Jalan Panglima Sudirman dan kembali lagi menuju Wonokromo.
Nantinya, trem memiliki 29 titik pemberhentian dan jarak tiap halte antara 1,5 hingga 2 kilometer.
Trem berisi dua gerbong dengan kemampuan muat sebanyak 200 orang, berbahan bakar teknologi baterei dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam, dan gerbong trem didatangkan dari luar negeri.
Trem juga akan diintegrasikan dengan Stasiun Wonokromo di selatan dan Stasiun Pasar Turi di utara untuk mengurai kemacetan.