Rabu 20 May 2015 19:04 WIB

SBY Kantongi Dua Nama Calon Sekjen Partai Demokrat

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyiapkan dua nama untuk menduduki kursi Sekertaris Jenderal (Sekjen) dalam struktur kepengurusan 2015-2020.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengungkapkan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengantongi dua kader usulan dari elite di internal partai tersebut.

Dua nama itu, antara lain mantan calon presiden dalam konvensi Partai Demokrat Dino Patti Djalal, dan Anggota Dewan Pembina Dede Yusuf Macan Effendi.

"Mereka ini (Dino dan Dede) yang masih muda-muda. Kemungkinan (Sekjennya) di antara dua ini," katanya saat dihubungi Republika, pada Rabu (20/5).

Ahmad mengatakan, kriteria Sekjen Demokrat haruslah muda. Dua nama tersebut, pun selama ini dinilai sebagai kader mapan. Karena itu, menurutnya antara Dino dan Dede, sudah waktunya dimunculkan sebagai pemain utama di partainya.

Ia pun mengatakan dua nama tersebut sebagai respon terkait penilaian partai Demokrat sebagai partai dinasti. Sebab periode kepemimpinan SBY baru-baru ini, menghadirkan nama, putra sulung SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, di kursi Sekjen.

Padahal, dikatakan Ahmad, penunjukkan Ibas sebagai Sekjen periode lalu, bukan karena SBY. Melainkan usulan dari Dewan Pembina dan petinggi partai lainnya.

Juga diungkapkan Ahmad, pascaterpilihnya kembali SBY sebagai ketua umum partai dalam kongres lalu, petahana meminta dirinya untuk merekomendasikan 10 nama pengurus harian. Di antara nama-nama tersebut, Dewan Pembina juga menghadirkan Dino juga Dede untuk posisi Sekjen.

Meskipun sudah mengantongi dua nama calon Sekjen, namun ia menilai keputusannya tetap ada ditangan SBY. Akan tetapi, dikatakan Ahmad, siapa pun yang dipilih sang ketua umum, adalah pilihan terbaik untuk partainya.

"Tunggu saja nanti beliau pak SBY yang mengumumkan," ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengungkapkan, struktur kepengurusan baru partainya akan rampung dalam waktu dekat ini.

Politikus di Komisi III DPR RI ini memang belum tahu persisnya kapan kepengurusan baru DPP Partai Demokrat akan diumumkan. Sebab SBY, diungkapkan Ruhut masih berada di Korea Selatan.

Hanya, dia menduga, nama-nama kader Demokrat seperti Wakil Ketua Majelis Tinggi (demisioner), Marzuki Alie, dan juga politikus muda Demokrat, I Gede Pasek Suardhika tak dimasukkan dalam komposisi kepengurusan baru partainya.

"Nggak usahlah. Dari pada jadi duri dalam daging," kata Ruhut, saat ditemui di komplek MPR/DPR RI, Jakarta, Rabu (20/5).

Ungkapan Ruhut, sebenarnya berawal dari pertanyaan apakah SBY akan mengakomodasi Marzuki dan Pasek dalam struktur kepengurusan baru partai Demokrat. Ruhut tak menjelaskan maksud dari pernyataannya itu.

Tapi, seperti yang diketahui belakangan ini, nama Marzuki dan Pasek merupakan dua kader Demokrat yang memberi pandangan kritis terkait pencalonan kembali SBY sebagai ketua umum dalam Kongres Demokrat, pekan lalu.

Bahkan, Marzuki dan Pa-sek menyatakan siap untuk dicalonkan sebagai pesaing SBY di bursa pencalonan ketua umum.

Meski pun, ketika pemilihan ketua umum waktu itu, Marzuki menyatakan tak pernah ingin mencalonkan diri. Sedangkan Pasek, memilih untuk mundur dari pencalonan. Akan tetapi, munculnya dua pesaing SBY menjelang kongres partai tersebut, membuat para elite partai berang.

Bahkan menilai aksi Marzuki dan Pasek mengancam perpecahan di internal partai. Ahmad membenarkan ungkapan Ruhut. Tapi hanya sebagian. Menurut dia, SBY juga pasti mengakomodir nama Marzuki dalam struktur kepengurusan partai.

"Nggak lah. Pak SBY merangkul semuanya. Nama pak Marzuki masih ada," katanya.

Terkait Pasek, Ahmad pun menjelaskan memang tak bisa dimasukkan dalam kepengurusan yang baru. Tapi alasannya, bukan lantaran kebencian.

Melainkan, Pasek adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Jabatan tersebut, dikatakan Ahmad tak dibolehkan ada dalam struktur kepengurusan partai.

Dimintakan tanggapan mengenai pencalonannya sebagai Sekjen Demokrat, Dino tak memberikan jawaban. Ketika dihubungi, Dino hanya mengatakan sedang berada di Korea Selatan. Sedangkan Marzuki, menyerahkan nasibnya di partai ke tangan SBY.

"Kita serahkan (struktur kepengurusan partai) pen-unjukannya kepada ketua umum terpilih," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement