Ahad 10 May 2015 19:26 WIB

Klaim Kerugian Capai Rp 3 T, DPP Ikappi Turunkan Tim Investigasi

Petugas berusaha memadamkan api.
Foto: Bowo S Pribadi/Republika
Petugas berusaha memadamkan api.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terhitung mulai Ahad (10/5) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi) menerjunkan tim investigasi menyusul terbakarnya Pasar Johar, Semarang, Sabtu (9/5) malam.

DPP Ikappi dalam siaran persnya yang diterima Republika Online menilai, adanya indikasi Pemerintah Kota cenderung abai untuk melakukan upaya proteksi pasif maupun aktif dalam mengantisipasi kebakaran.

"Terkait indikasi kebakaran, kami masih menggali informasi dan data lebih mendalam. Mungkin dalam beberapa hari kedepan kami baru dapat menyimpulkan penyebab kebakaran, '' sebut rilis DPP Ikappi.

Disebutkan, musibah kebakaran Pasar Johar Semarang kian menambah daftar panjang pasar pasar besar di Indonesia yang terbakar dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini seperti alarm peringatan bagi kita semua untuk terus meningkatkan kewaspadaan atas potensi terjadi kebakaran. Terutama di pasar-pasar besar di seluruh Indonesia.

Duka mendalam kami sampaikan kepada seluruh pedagang Pasar Johar yang menjadi korban kebakaran. Kami juga menerima ungkapan duka dari berbagai pedagang pasar yang ada di seluruh Indonesia. Musibah kebakaran Pasar Johar ini merupakan musibah besar yang menyita perhatian publik. Sebagai pasar tradisional terbesar di Jawa Tengah sekaligus cagar budaya yang menyimpan banyak sejarah perjalanan bangsa, kebakaran Pasar Johar harus ditangani secara serius.

Menurut data DPW Ikappi Jateng, terdapat lebih dari 7.000 pedagang korban kebakaran Pasar Johar. Sementara ini jumlah kerugian yang kami himpun mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Namun data ini akan kami konfirmasi setelah mendapatkan laporan dari Tim Investigasi yang hari ini berangkat ke Semarang. Namun kami pastikan bahwa kerugian yang timbul tidak kecil tentunya. Maka harus ada langkah cepat dari pemerintah kota semarang agar nasib para pedagang di Pasar Johar tidak semakin terpuruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement