Jumat 08 May 2015 17:39 WIB

Perusda Bali Garap Kebun Pertanian Organik di Bedugul

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Perkebunan organik yang dikembangkan di Malaysia
Foto: .
Perkebunan organik yang dikembangkan di Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali dalam waktu dekat akan menggarap Kebun Pertanian Organic di Bedugul.

Direktur Utama Perusda Bali, I Nyoman Baskara menjelaskan kebun tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 4,2 hektare (ha). "Ini adalah kemungkinan pengembangan usaha baru di bawah pengelolaan Perusda," kata Baskara di Denpasar, Jumat (8/5).

Bedugul Organic Garden ini, kata Baskara, ikut serta mendorong perkembangan pertanian organik di Bali. Pihaknya telah menindaklanjuti rencana tersebut dengan menggelar lelang yang dimenangkan oleh perusahaan pertanian organik berpengalaman dari Jawa Timur.

Baskara mengatakan Perusda Bali sudah menyerahkan hasil lelang tersebut kepada Gubernur dan menunggu persetujuan lebih lanjut. Pembangunan sejumlah kebun organik oleh Perusda Bali juga dalam rangka optimalisasi aset lahan. Selain di Bedugul, perusahaan daerah ini juga mengembangkan kebun di Sangiang dan Pekutatan.

Selain proyek pertanian organik, Perusda Bali juga tengah menjajaki kerja sama pengembangan infrastruktur air bersih dan distribusi liquified natural gas (LNG) dengan perusahaan Australia. Pihaknya juga mengevaluasi pengelolaan rumah potong hewan (RPH) di Bali supaya lebih menghasilkan profit.

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta berharap Perusda bisa berkontribusi lebih untuk pendapatan daerah, minimal tiga miliar rupiah per tahun. Hal ini bisa dilakukan melalui optimalisasi aset atau mengelola aset milik pemerintah provinsi.

"Perusda dan jajarannya perlu melakukan langkah kreatif dalam hal optimalisasi aset sehingga meningkatkan pendapatan provinsi," ujarnya.

Perusda Bali juga disarankan melakukan inventarisasi aset. Tahun ini, Perusda Bali menargetkan pendapatan hingga Rp 1,5 miliar. Jumlah tersebut ditingkatkan menjadi tiga miliar rupiah pada 2016, Rp 5-7 miliar pada 2017,dan Rp 10-2 miliar pada 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement