Rabu 17 Dec 2014 19:27 WIB

Simantri di Bali Dinilai Kurang Optimal

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Pertanian
Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang diluncurkan di 63 desa di Bali masih kurang optimal. Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta mendorong hal tersebut dalam kunjungan inspeksi mendadak (sidak) secara rutin ke desa-desa yang menjalankan program.

"Sinergitas yang ada di dalam simantri ini masih perlu dioptimalkan, mengingat hasil yang diperoleh masih kurang maksimal," ujarnya di Denpasar, Rabu (17/12).

Sudikerta rutin melakukan sidak, seperti ke tiga lokasi di Denpasar, tepatnya di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sedana Bhakti Pertiwi di Kesiman, Gapoktan Banteng Rene di Renon, dan Gapoktan Kencana di Simatri. 

Di lokasi kedua, hasil simantri berupa pupuk gas dan biourine sudah berjalan baik, namun ada permasalahan dalam pengolahan biourine berupa jebolnya tangki penampung. Di Lokasi ketiga, pengolahan pupuk, gas, dan biourine belum berjalan maksimal sehingga perlu penanganan lebih baik.

Sudikerta juga melakukan sidak ke Gapoktan Maerta Sari di Jembrana. Di sana, dia juga mendapati hal yang sama dimana tidak adanya pengolahan pupuk organik. Sudikerta menyayangkan kurang maksimalnya pemanfaatan simantri ini.

"Ini harus segera dievaluasi dan dibenahi supaya hasil yang diperoleh maksimal dan dinikmati anggota," katanya. 

Program simantri, kata politikus Partai Golkar ini, dapat meningkatkan derajat perekonomian masyarakat. Dalam pengelolaannya, simantri hendaknya tidak terbatas fokus pada pengembangan sapi, tapi juga budidaya lain.

Kepala Dinas Pertanian dan Pengolahan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan masalah utama kurang optimalnya pelaksanaan simantri di Bali karena ketersediaan air. Meski demikian, menurutnya pemerintahan daerah sudah membangun fasilitas penampungan air untuk menunjang program.

"Air itu susah sekali di desa. Tanaman yang dibudidayakan dan sapi yang dikembangbiakkan tak bisa menghasilkan bibit dan akhirnya program ini kurang berjalan baik," ujarnya.

Bali saat ini memiliki 502 kelompok simantri. Sebanyak 419 simantri mengalami kemajuan, berdasarkan laporan evaluasi 2009-2013, sedangkan 63 desa terbilang kurang. Seluruh kelompok didampingi oleh 200 tenaga pendamping. Program simantri ini bertujuan membangkitkan pertanian organik di Bali. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement