REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana reshuffle Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah dibicarakan dalam pertemuan partai politik pendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Jokowi satu bulan lalu. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Patrice Rio Capella mengatakan, dalam pertemuan itu, parpol pendukung meminta Jokowi mengevaluasi pembantunya.
Menurutnya, di masa 6 bulan kerja kabinet yang disusun Jokowi, sudah dapat dilihat siapa saja pembantunya yang masih jalan di tempat atau yang sudah menunjukkan kemajuan. Meski begitu, parpol pendukung memercayakan sepenuhnya pada hak prerogatif Presiden.
"Yang bisa mengukur kinerja jajaran menteri pembantu itu presiden sendiri," kata Rio Capella pada Republika, Senin (4/5).
Rio mengatakan, dalam pertemuan dengan KIH waktu itu, Jokowi juga mengakui ada beberapa kementerian yang masih jalan di tempat. Nasdem menyerahkan sepenuhnya reshuffle kabinet ini pada Jokowi, apakah reshuffle akan mengganti atau menggeser posisi. Namun, Nasdem meminta kalau yang direhuffle berasal dari kader parpol maka penggantinya juga dari kader parpol.
"Agar tidak ada perubahan komposisi parpol di Kabinet Kerja Jokowi," kata Rio Capella.
Anggota komisi III DPR itu menambahkan, KIH tidak menyebut spesifik nama dalam rencana reshuffle itu. Namun, berdasarkan survei beberapa lembaga, kinerja paling buruk ditunjukkan tim ekonomi Jokowi-JK. Hal itu diakui Rio karena sektor ekonomi menjadi sektor yang paling berhubungan dengan masyarakat secara langsung.