REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengancam akan melakukan aksi mogok nasional pada November mendatang, jika tuntutan yang diajukan pada Hari Buruh Internasional (May Day) tak digubris pemerintah.
"Dua juta anggota KSPI di seluruh Indonesia akan melakukan mogok nasional jika pemerintah tidak menggubris tuntutan kami pada 'May Day' hari ini," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (1/5).
Tuntutan KSPI pada Hari Buruh Internasional 2015 adalah melawan kebijakan upah murah dan kenaikan upah setiap lima tahun sekali, menaikkan upah minimum pada tahun 2016 sebesar 32 persen, meminta 84 item kebutuhan hidup layak.
Selanjutnya KSPI meminta program jaminan pensiun pekerja swasta dijalankan pada 1 Juli 2015, dengan manfaat pensiun 60-75 persen dari besaran gaji terakhir atau seperti yang diterima pegawai pemerintah.
Kemudian KSPI meminta penambahan dana APBN untuk kesehatan yang diberikan kepada BPJS Kesehatan dari Rp19,9 triliun menjadi Rp30 triliun, agar tidak ada orang yang ditolak berobat ke rumah sakit atau klinik.
"KSPI menuntut dihapuskannya sistem kerja alih daya (outsourcing) di Indonesia, termasuk di BUMN. Lebih dari satu juta buruh BUMN masih berstatus 'outsourcing'," ujarnya.
KSPI juga meminta agar seluruh guru honorer di Indonesia digaji sesuai upah minimum daerah dan diangkat menjadi karyawan tetap di mana mereka bekerja. Setelah itu KSPI menolak kenaikan harga BBM, LPG dan listrik, serta meminta pemerintah Indonesia menurunkan harga barang.
Mereka juga menolak kerakusan korporasi multinasional dalam melaksanakan aktivitas ekonominya. Adapun pada May Day kali ini di Jakarta, KSPI mengerahkan sekitar 150.000 anggotanya untuk mengadakan aksi dengan berjalan dari Bundaran HI ke Istana Negara.
Selanjutnya para anggota KSPI akan berkumpul di Gelora Bung Karno, Senayan untuk merayakan hari buruh bersama tokoh-tokoh nasional. Selain di Jakarta, KSPI juga melakukan demonstrasi di seluruh Indonesia.
Pada sekitar pukul 10.20 WIB elemen buruh mulai meninggalkan Bundaran HI dan berjalan serentak ke Istana Negara melalui Jalan M.H. Thamrin arah Monumen Nasional (Monas).